Kuartal IV, Utang Jatuh Tempo Korporasi Tembus Rp25,3 Triliun

Tim | CNN Indonesia
Minggu, 23 Sep 2018 08:23 WIB
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat total surat utang korporasi yang bakal jatuh tempo kuartal IV 2018 mencapai Rp25,3 triliun.
Ilustrasi utang. (REUTERS/Willy Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat total surat utang korporasi yang bakal jatuh tempo pada kuartal IV 2018 mencapai Rp25,3 triliun. Sebagian besar utang-utang tersebut berasal dari industri perbankan dan pembiayaan.

Tercatat, perusahaan yang harus membayar utang terbesar selama periode tersebut adalah PT Indonesia Exim Bank. Total utang yang harus mereka bayar pada periode tersebut mencapai Rp2,8 triliun.

Selain itu, utang juga harus dibayar PT Federal International Finance (FIF). Mereka punya kewajiban Rp1,7 triliun. Selain itu ada juga PT Toyota Astra Financial Service yang punya tanggungan Rp1,5 triliun.


Ekonom Pefindo Fikri C Permana menilai gejolak di pasar keuangan global yang berimbas pada melemahnya rupiah terhadap dolar dan mendorong aliran modal keluar akan mempengaruhi kemampuan pembayaran utang korporasi. Namun, untuk perusahaan tersebut  ia menilai kondisi keuangan cukup bagus dan masih mampu meredam gejolak yang ada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lihat kondisi dari yang utangnya jatuh tempo, diindikasikan dari rating, masih memperlihatkan kemampuan yang baik dari para emiten," ujar Fikri kepada cnnindonesia.com, Kamis (20/9).
Fikri mengungkapkan di tengah tren kenaikan suku bunga acuan di dunia dan isu perang dagang mengerek risiko untuk membayar utang kembali (refinancing). Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan akan mengerek imbal hasil (yield) dan biaya dana.


Pefindo memperkirakan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun di akhir 2018 akan mencapai 8,4 persen. Pada tahun ini, yield akan terkerek menjadi 8,6 persen.

Presiden Direktur FIF Margono Tanuwijaya menyatakan perusahaan telah menyiapkan dana untuk melunasi utang yang jatuh tempo. "Pendanaan dari hasil usaha bisnis, kan FIF juga mendapatkan angsuran customer," jelasnya.

Secara terpisah, Direktur Keuangan FIF Hugeng Gozali menambahkan arus kas perusahaan masih cukup kuat dengan penagihan (collection) mencapai Rp2,5 triliun per bulan. Adapun per akhir Agustus 2018, pembiayaan yang disalurkan perusahaan telah mencapai Rp25 triliun.

"Jadi pelunasan hutang bank atau obligasi yang jatuh tempo pasti selalu menggunakan dana internal yang diperoleh dari collection," ujar Hugeng.

(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER