Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga
bank raksasa mengalokasikan
belanja modal dengan total mencapai Rp11,6 triliun untuk investasi di bidang
teknologi informasi (TI) pada 2019.
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menyiapkan dana setidaknya Rp5,2 triliun untuk investasi di sektor digital. Dana itu akan digunakan untuk perawatan produk digital yang sudah ada, dan pengembangan teknologi ke depannya.
"Jadi dari Rp5,2 triliun, nanti misalnya Rp1,8 triliun untuk
running program yang ada. Terus Rp1,7 triliun untuk pengembangan," ungkap Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, Kamis (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perusahaan juga akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan sistem pembayaran berbasis
Quick Response code (QR code). Transformasi itu, kata Jahja, membutuhkan dana yang cukup besar.
"Ada juga aspek legal-nya," imbuh Jahja.
Sebelum menerbitkan QR code, pihaknya akan menunggu standar QR code dari Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Ia berharap ASPI bisa merilis standar QR code awal tahun depan agar tak tertinggal jauh dari perkembangan perusahaan
financial technology (fintech).
"Kalau menunggu sampai 2020 ya nanti ketinggalan sama
fintech," tutur Jahja.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk siap menggelontorkan dana sebesar US$200 juta atau setara dengan Rp2,96 triliun (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat). Angka itu naik dibandingkan dengan alokasi investasi TI perusahaan tahun ini yang hanya US$150 juta.
"Pertama untuk
server, jadi perluasan dari sisi kapasitas
capability server. Kedua untuk buat aplikasi-aplikasi baru bersama digital bank," papar Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.
Kartika menjelaskan dana itu akan menggunakan kas internal perusahaan. Terkait penerbitan QR code sendiri, Kartika menyebut bisa merilis lebih dulu sebelum ASPI mengeluarkan standar QR code.
"Tapi nanti dilihat apakah butuh penyesuaian lagi atau nggak," tutur Kartika.
Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Indra Utoyo memaparkan pihaknya akan mengucurkan dana sekitar Rp3,5 triliun untuk pengembangan digitalisasi. Dana itu akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur digital.
"Kami modelnya akan digital bank atau melalui anak perusahaan, digital transmisi ke model baru. Kolaborasi dengan
fintech," ucap Indra.
(aud/lav)