Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati mengaku mendukung langkah
Jim Yong Kim, Presiden
Bank Dunia, untuk undur diri. Yong Kim meninggalkan jabatannya dari kursi orang nomor satu di lembaga internasional tersebut per 1 Februari 2019.
Yong Kim menjabat sebagai bos Bank Dunia sejak 2012 silam. Kim mengumumkan kabar pengunduran dirinya pada Senin (7/1).
Ani, panggilan akrab Sri Mulyani, menerangkan keputusan yang diambil perlu didukung karena Kim akan bergabung dengan sebuah perusahaan investasi untuk pembangunan infrastruktur selepas masa kerjanya di Bank Dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini sesuai dengan apa yang beliau bayangkan dan akan lebih banyak berguna bagi negara-negara berkembang di dunia, saya rasa, apa yang diputuskan Presiden Kim dihormati saja," ujarnya di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (8/1).
Kendati ditinggal Yong Kim, Ani meyakini Bank Dunia tetap akan menjalankan fungsi dan perannya dengan baik. Khususnya, dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi di seluruh dunia.
Yong Kim mengundurkan diri di saat tiga tahun sebelum masa jabatannya habis.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya selama ini bisa melayani sebagai presiden lembaga luar biasa ini, penuh dengan individu yang penuh semangat yang didedikasikan untuk misi mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam hidup kita," imbuh Kim.
Untuk mengisi kekosongan, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva akan menjabat sebagai presiden sementara waktu mulai saat pengunduran diri Kim berlaku 1 Februari mendatang.
Meski begitu, pengunduran Yong Kim sempat diduga karena perselisihan kebijakan dengan Presiden AS Donald Trump terkait perubahan iklim.
Selama masa jabatannya sebagai presiden Bank Dunia, Yong Kim telah mendorong pendanaan untuk proyek-proyek energi hijau. Pendanaan tersebut sebagian besar mengurangi dukungan untuk investasi tenaga batu bara, suatu posisi yang ditentang Trump.
Presiden Trump, yang basis dukungannya mencakup industri batu bara yang sedang sakit, akan memiliki pengaruh kuat dalam memilih pengganti Kim karena AS memegang saham pengendali hak suara Bank Dunia.
(uli/bir)