Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah pada perdagangan sore ini, Kamis (13/6) berada di posisi Rp14.280 per
dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini melemah 39 poin atau 0,27 persen dibanding penutupan kemarin yang berada di posisi Rp14.280 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.270 per dolar AS atau melemah dari posisi kemarin di Rp14.234 per dolar AS.
Di kawasan Asia, sejumlah mata uang melemah dari dolar AS. Rupee India melemah 0,19 persen, ringgit Malaysia minus 0,14 persen, yuan China minus 0,06 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dan won Korea Selatan minus 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, beberapa diantaranya masih bisa bertahan di zona hijau, seperti dolar Singapura yang menguat 0,01 persen, yen Jepang 0,09 persen, peso Filipina 0,16 persen, dan baht Thailand 0,26 persen.
Mayoritas mata uang utama negara maju juga turut melemah terhadap dolar AS. Dolar Australia melemah 0,34 persen dan poundsterling Inggris minus 0,14 persen. Namun, euro Eropa menguat 0,05 persen, dolar Kanada 0,14 persen, franc Swiss 0,32 persen, dan rubel Rusia 0,41 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah dan sejumlah mata uang melemah karena beberapa sentimen yang berkembang di global membuat dolar AS berhasil menguat. Pertama, ekspektasi pasar terhadap penurunan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve kembali meningkat.
"Probabilitas penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2,0-2,25 persen dalam rapat The Fed mencapai 64,2 persen," ungkap Ibrahim kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (13/6).
Hal ini didukung pula dengan tingkat inflasi AS yang sebesar 0,1 persen pada Mei 2019. Menurutnya, hal ini membuat ekspektasi pasar kembali meningkat.
Kedua, muncul kekhawatiran pelemahan ekonomi China yang tercermin dari penurunan suku bunga dan cadangan rasio dari bank sentral China di tengah perang dagang. "Kekhawatiran itu muncul setelah data menunjukkan bahwa pasokan uang luas China dan pinjaman baru yuan lebih lambat dari yang diharapkan," katanya.
Ketiga, belum ada sinyal kelanjutan dari Brexit setelah Perdana Menteri Inggris Theresia May meninggalkan jabatannya.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) pada hari ini mengumumkan posisi cadangan devisa Mei 2019 turun US$4 miliar menjadi US$124,3 miliar.
Ibrahim memperkirakan rupiah besok akan bergerak di rentang Rp14.245-14.285 per dolar AS dengan kecenderungan melemah. Sebab, berbagai sentimen tersebut diperkirakan masih akan bertahan.
[Gambas:Video CNN] (uli/agi)