Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kinerja Indeks Harga
Saham Gabungan (
IHSG) yang melemah pada siang tadi karena tertekan sentimen ekonomi global.
IHSG terkoreksi 2,8 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.222 pada penutupan sesi satu Rabu (23/10) siang.
Menurutnya, koreksi bursa saham nasional terjadi karena sentimen kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Sebab, sejumlah lembaga ekonomi internasional sudah memperkirakan bahwa perlambatan ekonomi akan terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, Dana Moneter Internasional (
International Monetary Fund/IMF) memperkirakan ekonomi dunia akan berada di kisaran 3 persen pada tahun ini. Proyeksi itu turun dari sebelumnya 3,2 persen.
"IMF, proyeksinya tidak terlalu baik yang menyebutkan perekonomian dunia melemah dan terjadi downside risk. Itu mempengaruhi juga secara psikologis dari sisi rate dan investasi yang muncul karena biasanya mereka membutuhkan confidence," ujar Sri Mulyani usai dilantik oleh Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10).
Sentimen global lain, lanjutnya, berasal dari ketidakpastian proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britania Exit/Brexit). Pasalnya, Inggris tak kunjung keluar dari zona negara Benua Biru, padahal rencana itu sudah bergulir dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini berlarut-larut dan menimbulkan sentimen. Lalu kami lihat sentimen di Asia sendiri," jelasnya.
Lebih lanjut, sentimen yang diungkapnya ini secara tidak langsung menampik anggapan bahwa pasar keuangan nasional merespons negatif para jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Pengumuman itu baru saja dilakukan Jokowi pada pagi tadi.
Pada perdagangan sesi satu, IHSG sempat melemah cukup dalam ke posisi 6.199 pada pukul 11.00 WIB saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju. Hal ini tak jauh berbeda dengan pembukaan indeks saham pagi ini yang melemah ke level 6.224 dari semula 6.225 pada perdagangan kemarin.
Mayoritas atau sebanyak 200 saham terjungkal, sedangkan hanya 174 saham yang menguat, dan 139 saham stagnan. Selain itu, pelaku pasar asing juga terlihat beli bersih (net buy) di all market sebesar Rp184,8 miliar, sedangkan di pasar reguler sebesar Rp116,4 miliar.
(uli/lav)