Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat
Energi Terbarukan Indonesia (METI) menyayangkan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam melantik 12 wakil menteri (
wamen). Pasalnya, kala itu Jokowi tidak mengangkat sisi energi terbarukan di bawah
Kementerian ESDM.
"Kalau (menambah) menteri enggak mungkin saya pikir. Nambah wamen masih memungkinkan. Kelihatannya kalau ingin fokus energi terbarukan agresif berjalan, tunjuk saja wamen terbarukan," kata Ketua Umum METI Surya Darma dalam konferensi Pers di Kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rabu (30/10).
Menurutnya, Indonesia kini membutuhkan satu sosok pemimpin yang khusus yang mengurusi energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan dilantiknya suatu sosok pemimpin tersebut, ia berharap akan dapat membantu mendorong dan memfokuskan upaya pemerintahan dalam memajukan energi terbarukan di Indonesia.
"Sayangnya dari ESDM tak ada wamen khusus energi terbarukan. Kenapa? Saat ini (energi terbarukan) sudah menjadi keharusan, bukan hanya di Indonesia tapi dunia," jelasnya.
Surya kemudian mengatakan Indonesia sepatutnya mencontoh China dan India yang menunjukkan komitmen mereka dalam mendorong energi terbarukan.
"Sekarang (negara-negara) sudah pada fokus (energi terbarukan), seperti China, India. Sangat agresif mereka. Bahkan, sekarang memiliki menteri khusus energi terbarukan. Hasilnya adalah energi terbarukan yang luar biasa berkembangnya di sana," ujar Surya.
Sebenarnya, Indonesia telah memiliki modal energi terbarukan untuk mencukupi kebutuhan listrik dan juga bahan bakar.
Untuk tenaga listrik, Indonesia sudah mulai memiliki enam kelompok besar sumber alternatif energi, yakni panas bumi, angin, air, bioenergi, energi laut, surya.
"Untuk bahan bakar, ada bioenergi, ada biomass, biofuel, bio gas, dan semacamnya," imbuhnya.
Namun, saat ini, Indonesia terlihat tidak mengarah kepada kemajuan energi terbarukan. Padahal, sejumlah negara mulai mengalihkan sumber energinya.
"India juga menunjuk menteri khusus energi terbarukan. Dari sini kelihatan karena fokus dunia ke energi terbarukan jauh lebih baik," ucapnya.
Ke depan, sambung ia, energi yang paling banyak dikembangkan di kalangan dunia internasional adalah energi terbarukan. Pasalnya, cadangan energi fosil bumi akan semakin menipis. Terlebih, rencana peningkatan energi terbarukan sendiri sudah dicanangkan oleh Presiden Jokowi sejak lama.
"Kita lihat pesan Pak Presiden (Jokowi) itu
clear. Satu, menurunkan impor minyak, dua, meningkatkan energi terbarukan. Dua konteks ini mestinya Pak Presiden itu
firm (tegas) menunjuk wakil menteri di bidang energi terbarukan," ujarnya.
Peningkatan energi terbarukan juga sejalan dengan target pemerintah yang tertuang di Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.
"(Pertumbuhan energi terbarukan) dari 6 persen menjadi 23 persen pada 2025. Itu yang harus kita dorong," tuturnya.
[Gambas:Video CNN] (sfr/ara)