Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Erick Thohir menyatakan bakal melanjutkan formula yang sudah disiapkan dalam memperbaiki keuangan PT Asuransi
Jiwasraya (Persero).
Hal ini diungkapkan Erick merespons pernyataan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait temuan awal persoalan Jiwasraya.
"Kami di Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentunya segera menindaklanjuti formula yang sudah kami siapkan untuk menyembuhkan Jiwasraya," papar Erick, Rabu (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian BUMN sebelumnya telah menyiapkan beberapa upaya untuk menyelamatkan Jiwasraya. Salah satunya dengan pembentukan induk usaha (holding) asuransi.
Dari holding tersebut, Jiwasraya diproyeksi mendapatkan arus kas (
cash flow) sekitar Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun. Dengan demikian, persoalan likuiditas yang mendera perusahaan bisa teratasi secara bertahap.
Lebih lanjut Erick menyatakan seluruh pihak perlu bekerja sama demi mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan keuangan Jiwasraya sesuai porsinya masing-masing. Misalnya, BPK yang akan mencari soal kerugian negara yang ditimbulkan dari indikasi korupsi di Jiwasraya.
"Kejaksaan Agung akan memproses secara hukum," imbuh dia.
Erick bilang apa yang dilakukan BPK dan Kejaksaan Agung sudah sesuai dengan koordinasi yang dilakukan antar lembaga dan kementerian. Ia pun mengapresiasi upaya BPK yang membeberkan temuan awal terkait persoalan Jiwasraya.
Sebelumnya, Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengungkapkan laba keuangan Jiwasraya sejak 2006 semu. Sebab, raupan laba itu diperoleh karena rekayasa laporan keuangan (
window dressing).
"Meski sejak 2006 perusahaan masih laba tapi laba itu laba semu sebagai akibat rekayasa akuntansi atau window dressing," katanya.
Lalu, pada 2017 perusahaan memperoleh laba Rp2,4 triliun tetapi tidak wajar karena ada kecurangan pencadangan Rp7,7 triliun. Pada 2018, perusahaan merugi Rp15,3 triliun.
Kemudian, pada September 2019 perusahaan diperkirakan rugi Rp13,7 triliun. Keuangan memburuk hingga November 2019, keuangan perusahaan negatif Rp27,2 triliun.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)