Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) mengaku senang karena berhasil merebut pasar
China, seperti tertulis dalam laporan
Purchasing Managers Index (PMI). Indeks yang menunjukkan optimisme pelaku sektor bisnis tersebut melampaui level 50 pada Januari-Februari 2020 atau di atas China.
Indeks PMI China sendiri anjlok hingga menyentuh level 35 persen. "Saya senang laporan PMI naik. Dari China belok ke Indonesia. China anjlok jadi 35. Indonesia di atas 50," tutur Jokowi di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3).
Menurut Jokowi, peningkatan angka PMI menandakan pertumbuhan positif industri dalam negeri, salah satunya mencerminkan kenaikan kapasitas produksi. Karenanya, ia bilang kondisi ini harus didukung dengan kecukupan pasokan bahan baku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya suplai bahan baku harus ada. Kalau ada tambahan pesanan, kemudian suplai bahan baku enggak ada, percuma. Mau ngerjain apa?," ungkapnya.
Untuk mencapai kecukupan pasokan itu, Jokowi memerintahkan penyederhanaan dan relaksasi terkait prosedur masuknya pasokan bahan baku. Ia juga meminta para jajaran kementerian untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada.
"Ini ada peluang, ada kesempatan. Jangan jadi raker rutinitas, tapi raker ada sebuah perubahan total pola pikir kita, merespons setiap perubahan yang ada," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartaro menyatakan capaian PMI Indonesia kali ini lebih unggul dari negara lain di wilayah Asia, seperti China, Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan. Pasalnya, ia menyebut negara-negara lain memiliki nilai PMI di bawah 50.
Dalam merespons hal tersebut, Airlangga menyatakan pemerintah bakal mempermudah impor maupun ekspor. Selain itu, ia juga mengatakan pihaknya bakal mengupayakan peningkatan utilisasi pabrik untuk menyanggupi potensi permintaan yang meningkat.
"Terjadi pemindahan order dari negara tersebut (China) ke Indonesia. Ini momentum baik untuk didorong utilisasi pabrik," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN] (ara/bir)