Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (
KPPU) menemukan pasokan masker berkurang drastis di Medan, Sumatera Utara. Temuan ini berdasarkan hasil pengawasan dan inspeksi mendadak (sidak) sejak
virus corona (covid-19) mewabah selama dua bulan terakhir.
Tim KPPU mendatangi PT Dimas Andalas Makmur Jalan Mojopahit No.121/35, Petisah Tengah, Medan Petisah, Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru.
Dalam sidak di distributor alat kesehatan ini, tim KPPU langsung menuju gudang dan hanya melihat dua karton masker yang tersisa atau sebanyak 50 kotak masker (2.000 lembar masker).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti di PT Dimas (PT Dimas Andalas Makmur) hampir 1.000 kotak per bulan, dan itu telah berkurang saat ini. Dan yang lebih jelas lagi, masker N95 tidak ada," tutur Kepala KPPU Kanwil I, Ramli Simanjuntak di Medan usai sidak, Kamis (5/2).
Penurunan pasokan membuat harga masker melonjak di pasaran. Di beberapa toko, kenaikannya mencapai 1.000 persen.
Selama ini, pasokan masker berasal dari Surabaya atau di Bandung. Selain itu, ada beberapa bahan baku yang harus impor dari negara tertentu, salah satunya dari China. Hal ini menjadi kendala produksi di tengah permintaan yang melonjak.
"Jangan sampai pabrikan atau distributor yang mempermainkan harga dengan menahan pasokan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Itu pasti kena di KPPU, itu yang sekarang sedang kami cari sekarang," terangnya.
Ramli mengimbau pelaku usaha tidak melakukan permainan harga. Jika terbukti menyalahi undang-undang, lanjutnya, perusahaan terkait akan dikenakan sanksi denda maksimal Rp25 miliar dan paling berat pencabutan izin usaha.
"Jadi para pelaku usaha, kalau masyarakat lagi butuh, berikanlah, sesuai harga yang wajar. Jangan seperti tadi, permintaan tinggi, harganya dibuat melambung tinggi," jelasnya.
Selanjutnya, Ramli memastikan sidak akan berjalan terus untuk memastikan apakah harga masker ada permainan atau tidak.
Dalam sidak di apotek Alkes Medan di Jalan Raden Saleh Medan, Tim KPPU mendapati terjadinya kekosongan masker. Banyak pelanggan yang dibuat kecewa karena kekosongan ini.
"Kami sekarang ada jual yang eceran isi 5 lembar, harganya Rp 25 ribu," tutur pengelola apotek, Sri.
[Gambas:Video CNN]Sementara, Direktur PT Dimas Andalas Makmur Meliyana Manurung menjelaskan, Desember lalu, perusahaannya mendapatkan masker dengan harga Rp35 ribu per kotak dari pabrikan di Surabaya. Namun, sejak Minggu lalu, harga naik menjadi Rp 100 ribu.
"Jumlah stok kami turun drastis, tidak bisa stok banyak, minggu depan hanya akan datang 5 karton lagi," jelas dia.
Meliyana menambahkan, selama ini distributor memang membatasi permintaan masker dari warga, lantaran fokus menyediakan masker untuk rumah sakit. Selama ini, yang rutin pakai masker hanya rumah sakit. Sekarang tiba-tiba seluruh masyarakat menggunakan.
"Kami prioritaskan siapa yang membeli kami tetap layani. Hanya kami berikan dengan pembatasan," bebernya.
(fnr/sfr)