Pinjol Catat Kenaikan Pinjaman Macet di Tengah Corona

CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2020 18:56 WIB
Warga antre menukarkan uang di mobil kas keliling di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Selasa, 12 Mei 2019. Bank Indonesia dan bank umum menyelenggarakan penukaran uang baru dengan maksimal penukaran Rp3,9 juta per orang perhari mulai 13 Mei hingga 1 Juni 2019 guna membantu masyarakat mendapatkan uang pecahan selama Ramadhan dan kebutuhan Lebaran. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) pinjaman online tercatat menurun di tengah corona. Jika disetarakan dengan NPL bank, rasionya berkisar 4,2 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Para pelaku usaha fintech atau pinjaman online (pinjol) mengindikasikan kenaikan rasio pinjaman macet di tengah pandemi virus corona. Hal ini tergambar dari Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) fintech yang turun ke posisi 95,78 persen pada Maret 2020.

Statistik Fintech yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap TKB90 fintech menunjukkan tren menurun. Pada akhir 2018, TKB90 mencapai 98,55 persen.
Angka itu turun menjadi 96,35 persen pada Desember 2019, lalu menjadi 95,78 persen pada kuartal I 2020 atau pada musim covid-19.

Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah bilang pandemi corona memang memengaruhi banyak sektor bisnis, tak terkecuali sektor jasa keuangan, termasuk fintech.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buktinya, secara umum, ia mengaku pencairan pinjaman merosot. Meskipun, masih ada beberapa anggota yang mencetak pertumbuhan pinjaman.

"Begitu juga dengan TKB90. Ada yang menurun di atas dan di bawah rata-rata," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/5).

Namun demikian, ia memastikan penurunan TKB90 atau meningkatnya bad account tidak akan langsung memengaruhi laba rugi perusahaan fintech. "Sebagaimana NPL di bank atau multifinance," lanjut Kuseryansyah.

Ia menuturkan dalam skema bisnis fintech peer to peer (P2P) lending, risikonya tersebar atau terdistribusi ke beberapa lender (pemberi pinjaman). Risiko itu bahkan bisa diserap oleh asuransi kredit dengan maksimal coverage (ganti rugi) 70 persen.

"TKB90 di posisi 95,78 persen setara dengan NPL 4,2 persen," papar dia.

Berdasarkan Data OJK, pinjaman online yang mengalir hingga Maret 2020 mencapai Rp14,79 triliun atau naik 90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Angka ini juga terus meningkat sejak Desember 2018 yang sebesar Rp5,04 triliun dan Desember 2019 sebesar Rp13,16 triliun.

Sementara, akumulasi penyaluran pinjaman tercatat mencapai Rp102,53 triliun per Maret 2020 atau naik 208,83 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Jumlah tersebut tersebar ke rekening peminjam sebanyak 24,15 juta orang. Jumlah peminjam ini naik 246,99 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan akumulasi rekening lender keseluruhan mencapai 640,23 ribu pada Maret 2020.

[Gambas:Video CNN]

(age/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER