Pengusaha Was-was Laju Ekonomi Minus pada Kuartal II 2020

CNN Indonesia
Selasa, 05 Mei 2020 18:01 WIB
Gedung bertingkat di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa, 26 November 2019. Pemerintah berencana menghapus izin mendirikan bangunan (IMB) dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) sebagai upaya mendorong masuknya investasi ke Indonesia.
Pengusaha khawatir pertumbuhan ekonomi domestik bakal minus pada kuartal II 2020. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalangan pelaku usaha memprediksi pertumbuhan ekonomi berisiko stagnan bahkan minus pada kuartal II 2020. Proyeksi itu berkaca dari angka pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 yang hanya mampu tumbuh 2,97 persen atau di bawah realisasi periode yang sama tahun lalu, 5,07 persen.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani menuturkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 lebih rendah dari estimasi pelaku usaha.

Pengusaha, kata dia, sebetulnya masih menaruh harapan tinggi pada angka pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama. Sebab, setidaknya kegiatan ekonomi domestik masih relatif normal di awal tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pada kenyataannya, produktivitas ekonomi tidak setinggi asa di saat pasar global juga tertekan oleh pandemi virus corona.

"Ini berarti pertumbuhan kuartal II bisa nol atau minus karena tidak ada penopang pertumbuhan kegiatan ekonomi sama sekali selain pemerintah," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.

Karenanya, ia berharap penuh pada stimulus yang diberikan pemerintah untuk menggerakkan ekonomi di kuartal berikutnya. Menurutnya, pelaku usaha sektor riil sudah kehabisan cara untuk mempertahankan eksistensi di bawah tekanan pandemi.

Pandemi telah memukul seluruh sektor usaha akibat pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah hingga ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya, tak ada lagi penunjang kegiatan ekonomi yang menopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020.

"Kami harap akan ada stimulus pemerintah yang setidaknya bisa membantu pelaku usaha dan masyarakat untuk bertahan di kuartal ini," katanya.

Senada, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perdagangan Benny Sutrisno juga meminta pemerintah untuk segera merealisasikan stimulus agar kondisi ekonomi tak makin terpuruk. Terlebih, pemerintah telah melarang mudik sehingga berdampak pada berkurangnya kegiatan ekonomi di daerah.

"Saya harap pemerintah melakukan aktivitas secepatnya kalau tidak, pertumbuhan ekonomi bisa minus di kuartal II," tuturnya.

Berbeda dengan Shinta, ia mengaku telah maklum dengan capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020. Menurutnya, secara historis pertumbuhan kuartal I tiap tahunnya lebih rendah dibandingkan dengan kuartal lainnya. Pasalnya, konsumsi masyarakat mulai merangkak naik di kuartal II, II, dan IV. Akan tetapi, untuk tahun ini, kondisinya semakin buruk akibat pandemi covid-19.

"Kalau tidak minus saja sudah bagus," ujarnya.

Ia menuturkan konsumsi masyarakat yang nantinya akan menggerakkan roda ekonomi tersebut sangat bergantung dari stimulus dari pemerintah. Semakin cepat dan semakin besar nilai, kata dia, tentu lebih banyak memberikan tenaga pada pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan itu, pemerintah juga harus memastikan penanganan covid-19 sehingga pandemi itu cepat berakhir.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal I mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen jika dibandingkan kuartal IV 2019.

"Kalau kita lihat pergerakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020 seperti dialami negara lain mengalami perlambatan cukup dalam," ujarnya.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2020 hanya sebesar 2,84 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kuartal I 2019 yakni 5,02 persen. Tak hanya itu, konsumsi rumah tangga tiga bulan pertama 2020 ini juga lebih rendah dibandingkan posisi kuartal IV 2019 yakni 4,97 persen. Padahal, kontribusinya paling besar kepada Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu 58,14 persen.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER