Jakarta, CNN Indonesia -- Industri hulu
migas nasional seperti
Pertamina maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain bertekad tidak akan melakukan impor di tengah menurunnya
harga minyak dunia. Mereka memilih untuk tetap berproduksi.
Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong mengatakan Pertamina dan industri migas lain tetap melakukan operasional dan tidak akan menghentikan produksi. Padahal, kondisi saat ini sangat sulit. Apalagi saat ini virus corona tengah mewabah.
"Tidak mungkin Pertamina dan KKKS lain mengalihkan ke impor, semata-mata hanya untuk mendapatkan harga murah. Bisa jadi produksi memang menurun karena berbagai kendala akibat pandemi covid-19. Tetapi, industri migas harus tetap beroperasi," katanya dikutip dari Antara, Rabu (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, sejumlah kendala tentu akan dihadapi untuk berproduksi. Kesulitan salah satunya terjadi pada proses membawa barang sehingga terlambat datang.
Selain itu, perusahaan juga perlu memastikan orang yang terlibat produksi di lapangan sehat.
"Karena bisa saja, ketika barang akan dibawa tetapi orangnya sedang dikarantina," kata Meity.
Menurutnya apapun kendalanya, industri migas harus tetap beroperasi karena pada dasarnya produksi domestik harus maksimal supaya tidak mengganggu ekonomi nasional.
Jika industri migas berjalan, tambahnya, industri pendukung seperti penyedia kapal, barang-barang operasi, seperti
valve, pipa, pompa, dan berbagai jasa lain bisa tetap beroperasi.
"Karena tidak mungkin kami beroperasi tanpa industri pendukung. Dengan demikian, bukan hanya industri migas yang tetap baik, tetapi ekonomi berbagai sektor juga tetap bergerak. Orang-orang masih bekerja, kegiatan ekonomi tetap berjalan. Jadi,
multiplier effect-nya memang banyak," kata dia.
Dengan tetap berproduksi, menurut dia, karyawan juga masih membayar pajak kepada negara. "Jadi, jangan hanya melihat harga minyak dunia turun terus melakukan menghentikan produksi dan beralih ke impor. Kami melihat lebih luas. Kami juga tidak ingin terjadi
lay off massal," ujarnya.
[Gambas:Video CNN] (age/agt)