Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai platform
peer-to-peer (
P2P) lending Tanah Air sedang ramai mendapatkan suntikan dana dari
investor asing. Salah satunya, Awantunai yang mendapatkan suntikan dana investor asing karena tergiur pesatnya pertumbuhan pinjaman online di Indonesia.
Pendiri dan CEO Awantunai Dino Setiawan menyebut pihaknya mendapatkan suntikan dana sebesar US$28 juta atau Rp392 miliar (kurs Rp14 ribu) dari AS, Singapura, dan Jepang.
"Kami mendapat pendanaan kapital dan operasional dari luar negeri yang cukup besar. Dari sisi kapital mencapai US$20 juta dan operasional kira-kira US$8 jutaan," ungkapnya lewat video conference pada Selasa (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dino memaparkan para investor asing menilai Indonesia merupakan ladang subur atau negara yang memiliki prospek bagus untuk industri pinjol. Tak heran, investor luar berani menggelontorkan miliaran rupiah untuk berbagai platform pinjol dalam negeri.
Hal serupa pun disampaikan pendiri sekaligus CEO PT Progo Puncak Group (Pinjam WinWin) James Susanto. Ia menyatakan bahwa perusahaannya telah dikontak oleh berbagai investor asing yang berasal dari Eropa terutama Eropa Timur.
Menurut James, para investor ingin mengalihkan investasi dari negara asal ke Indonesia sebab melihat perekonomian yang masih 'bernapas'. Kondisi tersebut berbeda dengan negara-negara di Eropa Timur yang terpukul parah akibat pandemi virus corona.
"Kami juga beberapa bulan terakhir menerima komunikasi dari beberapa sumber potensi pendanaan yang kebanyakan dari Eropa Timur. Karena negara mereka mengalami penurunan ekonomi yang drastis dan melihat (perekonomian) Indonesia masih bergerak," paparnya.
Ia menilai hal ini merupakan sinyal positif akan pertumbuhan pinjol sebab devisa dapat dihasilkan lewat investasi tersebut. Prospek serupa juga terjadi pada industri pinjol berbasis syariah. Pendiri dan CEO PT ALAMI Fintek Sharia Dima Djani menyebut pihaknya tengah mengkaji kemungkinan pendanaan dari negara-negara Timur Tengah.
"Kami tengah mengkaji likuiditas dari Timur Tengah, mungkin akan bisa masuk ke Indonesia," ucap Dima.
Di kesempatan sama, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut sejumlah platform yang tergabung dalam AFPI mencatatkan pertumbuhan lebih dari 100 persen di tengah pandemi virus corona.
Pesatnya pertumbuhan pinjol tercermin dari terbitnya izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada delapan anggota AFPI. Mereka adalah Pinjam Modal (PT Finansial Integrasi Teknologi), Taralite (PT Indonusa Bara Sejahtera), Danarupiah (PT Layanan Keuangan Berbagi), Pinjamwinwin (PT Progo Puncak Group), Julo (PT. Julo Teknologi Finansial), Indodana (PT Artha Dana Teknologi), Awantunai (PT SimpleFi Teknologi Indonesia) ,dan Alami (PT Alami Fintek Sharia).
Hingga saat ini, dari 161 platform pinjol yang terdaftar di AFPI, baru 33 di antaranya yang mengantongi surat usaha dari OJK.
[Gambas:Video CNN] (wel/age)