Jakarta, CNN Indonesia --
Simpanan masyarakat di bank atau Dana Pihak Ketiga (
DPK) meningkat di tengah pandemi virus corona. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DPK
bank mencapai Rp6.214,3 triliun per Maret 2020 atau naik 2,95 persen setara Rp178,6 triliun kalau dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Rp6.035,6 triliun.
Secara tahunan, DPK tercatat naik 9,54 persen atau setara Rp541,4 triliun dari Rp5.672,7 triliun pada Maret 2019 lalu.
Secara rinci, DPK pada Maret 2020 disumbang dari deposito Rp2.671,72 triliun, tabungan Rp1.931,59 triliun, dan giro Rp1.610,98 triliun. Jumlah dana dari masing-masing sumber meningkat dari bulan sebelumnya, kecuali deposito.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deposito turun tipis 0,51 persen dari Rp2.685,46 triliun. Sementara, tabungan naik 2,07 persen dari Rp1.892,24 triliun, dan giro meningkat 10,49 persen dar Rp1.457,95 triliun.
Direktur Utama BCA Jahja Setiatmadja membenarkan DPK yang dihimpunnya meningkat di tengah pandemi virus corona. Tercatat, DPK yang dihimpun tumbuh 16,8 persen secara tahunan menjadi Rp741 triliun pada Januari-Maret 2020.
"Di BCA, tabungan masih bertambah. Tabungan dari Desember 2019 sampai Mei 2020 naik 9,9 persen," kata Jahja kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/6).
Bahkan, kecukupan DPK ini, sambungnya, membuat BCA masih punya ruang yang cukup lebar untuk menggenjot penyaluran kredit. Pada kuartal I 2020, setidaknya rasio likuiditas (Loan to Deposit Ratio/LDR) BCA sekitar 77,6 persen.
Senada, Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo mengklaim DPK BNI juga terjaga. DPK tumbuh 10,4 persen secara tahunan dari kuartal I 2019.
"Kami memantau perkembangan DPK di bank kami yang masih stabil, bahkan meningkat. Jadi tidak betul bahwa pemilik dana di tengah pandemi Covid-19 ini akan mengambil dananya," tandasnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/bir)