Kemkeu Sebut Defisit Keseimbangan Primer Bengkak Jadi Rp700 T

CNN Indonesia
Jumat, 05 Jun 2020 06:30 WIB
Petugas menyiapkan uang untuk pengisian ATM di cash center PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero, Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018. Demi optimalisasi layanan selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, BNI menyediakan uang tunai rata-rata sebesar Rp 16,6 triliun per minggu untuk memenuhi kebutuhan uang tunai di mesin ATM dan outlet CNNIndonesia/Safir Makki
Kemenkeu menyebut defisit kesimbangan primer pada APBN 2020 akan bengkak dari Rp517 triliun menjadi Rp700 triliun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan menyebut defisit keseimbangan primer pada APBN 2020 berpotensi meningkat menjadi Rp700,4 triliun. Potensi peningkatan itu terjadi setelah pemerintah merevisi Peraturan Presiden (Perpres) nomor 54 tahun 2020 tentang Perubahan Postur Dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran (APBN) 2020.

Sebagai informasi, keseimbangan primer APBN merupakan penerimaan dikurangi belanja negara, di luar komponen pembayaran bunga utang.  Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bila keseimbangan primer surplus, pemerintah tidak memerlukan utang baru untuk mencicil pokok utang lama.

"Tadinya keseimbangan primer defisit Rp517,8 triliun, naik (defisitnya) menjadi Rp 700,4 triliun, berarti utangnya pasti naik," ujarnya dalam video conference, Jakarta, Kamis (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan peningkatan defisit keseimbangan primer disebabkan oleh penurunan penerimaan negara pada revisi postur APBN terbaru. Penurunan tersebut terjadi akibat penyebaran virus corona belakangan ini.

Akibat masalah tersebut, total pendapatan negara yang sebelumnya dipatok sebesar Rp1.760, 9 triliun diturunkan menjadi tinggal Rp1.699,1 triliun. Meskipun pendapatan turun, pemerintah menyebut belanja negara membengkak akan menjadi Rp 2.738,4 triliun.

Itu digunakan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.974,4 triliun dan belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp763,9 triliun. Besarnya belanja serta makin seretnya pendapatan juga membuat proyeksi defisit anggaran 2020 membengkak menjadi Rp1.039,2 triliun atau 6,34 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Pembiayaan anggarannya seperti apa? Bisa dengan hutang bisa dengan pembiayaan investasi," pungkas Febrio.

[Gambas:Video CNN]

(hrf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER