Efek Corona, 42 Juta Warga AS Jadi Pengangguran

CNN Indonesia
Jumat, 05 Jun 2020 11:00 WIB
People wait in line at Herald Square, for hot servings of food donated to them from volunteers from Muslims Giving Back, in New York, on Sunday, April 26, 2020. Some of the food comes from donors like Hamza Deib, the 28-year-old owner of Brooklyn's Taheni Mediterranean Grill. The halal food he donates is the same that he serves in his restaurant -- on one night, rice, chicken, mixed vegetables and falafel for vegetarians. (AP Photo/Wong Maye-E)
Pandemi virus corona telah meruntuhkan perekonomian Amerika Serikat dan membuat 42 juta orang kehilangan pekerjaan.(AP/Wong Maye-E).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pandemi virus corona telah meruntuhkan perekonomian Amerika Serikat. Puluhan juta orang kini kehilangan pekerjaan sebagai dampak covid-19 yang tak kunjung tuntas.

Dikutip dari AFP, data per Kamis (4/6) menunjukkan pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) di AS mencapai 42 juta orang.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan sebanyak 1,87 juta pekerja mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu. Namun, jumlah itu berkurang 249 ribu dari pekan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau, angka tersebut tetap tiga kali lebih tinggi dari rekor pengajuan klaim tunjangan pengangguran mingguan saat pra-pandemi.

"Indikator lain menunjukkan pasar tenaga kerja membaik, namun bisa kembali memburuk dengan cepat," tulis Senior Fellow di the Center on Budget and Policy Priorities Jared Bernstein, Kamis (4/6).

Penurunan jumlah pengajuan klaim pengangguran yang disebabkan penutupan sektor bisnis sejak Maret lalu menunjukkan gelombang PHK telah melambat. Indikator lainnya adalah data sebanyak 21,5 juta orang penerima klaim tunjangan pengangguran telah berakhir pada 23 Mei.

Data ini menjadi sebuah indikasi bahwa jutaan orang telah menolak klaim tunjangan pengangguran mereka. Artinya sejak 23 Mei ada kemungkinan mereka telah dipekerjakan kembali.

Namun, angka jumlah pengangguran di AS pada Mei diperkirakan akan mengalami kenaikan saat Departemen Tenaga Kerja mengumumkan data terbaru pada Jumat (5/6) waktu setempat. Perkiraannya naik ke angka 20 persen dibandingkan 14,7 persen pada April lalu.

Persentase tersebut juga berarti angka pengangguran dalam penghitungan bulanan di AS menjadi yang tertinggi sejak Depresi Besar pada 1930-an.

Menyikapi kondisi ini, Sekretaris Buruh AS Eugene Scalia optimistis tingkat pengangguran yang tinggi karena pandemi virus corona akan turun di bawah angka 10 persen pada akhir  2020.

"Banyak dari lapangan pekerjaan akan kembali dengan cepat karena mereka masih di sana," ujar Scalia.
(jal/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER