Jakarta, CNN Indonesia -- Bank sentral
Prancis menyatakan
ekonomi di negara tersebut akan menyusut 10 persen tahun ini karena terdampak pandemi
virus corona. Penyusutan ekonomi ini dilaporkan akan berlangsung dalam waktu lama.
Dilansir AFP, ekonomi Prancis baru akan pulih ke tingkat sebelum krisis pada pertengahan 2022. Tanda pemulihan ekonomi Prancis itu bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III tahun ini.
Terutama setelah output ekonomi turun 15 persen hanya dalam tiga bulan belakangan ini. Bank Sentral menyebutkan ekonomi Prancis harus tumbuh 7 persen pada 2021 untuk kembali ke masa sebelum krisis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pertumbuhan ekonomi harus dilanjutkan di level 4 persen pada 2022. Selain soal pertumbuhan, bank tersebut juga memproyeksikan jumlah pengangguran di sana akan mencapai di atas 11,5 persen pada pertengahan 2021.
Berdasarkan data Departemen Ketenagakerjaan per April, jumlah pengangguran di Prancis menyentuh 4.575.500 orang. Angka pengangguran yang sangat tinggi ini terjadi setelah virus corona menghancurkan banyak bisnis di negara tersebut.
Namun, proyeksi bank itu berbeda dengan ramalan pemerintah. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire sebelumnya menyatakan ekonomi akan menyusut 11 persen.
Penyusutan sebesar 11 persen itu sebenarnya lebih buruk dari ramalan kontraksi delapan persen yang disampaikan pemerintah Prancis sebelumnya.
"Angkanya sangat brutal. Namun saya benar-benar yakin kami akan bangkit kembali tahun 2021," kata Le Maire kepada radio RTL seperti dikutip dari AFP.
Pada akhir Mei lalu, Pemerintah Prancis telah mengumumkan paket stimulus sebesar delapan miliar euro atau setara Rp125,7 triliun (kurs Rp15.724) untuk menyelamatkan industri otomotif. Paket stimulus itu diluncurkan salah satunya guna menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri.
[Gambas:Video CNN] (jal/agt)