Bank Dunia Prediksi Kemiskinan Ekstrem Masih Tinggi pada 2021

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jun 2020 10:35 WIB
Warga beraktivitas di bantaran Sungai Ciliwung, Jatinegara. Jakarta, Sabtu, 10 Agustus 2019. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, persentase penduduk miskin DKI Jakarta pada Maret 2019 adalah 3,47 persen atau sebesar 365,55 ribu orang. Saat ini pemerintah DKI Jakarta melakukan pilot project di beberapa wilayah dengan mengutamakan program KJP, Kesehatan, dan Pendidikan yang ditargetkan dapat mengurangi kemiskinan.
Bank Dunia memperkirakan kebangkitan ekonomi global tahun depan tidak akan berdampak signifikan pada penurunan jumlah orang miskin. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia memperkirakan tingginya tingkat kemiskinan ekstrem masih akan berlanjut pada 2021. Padahal, pertumbuhan ekonomi diprediksi mulai pulih tahun depan setelah dihantam oleh pandemi virus corona.

Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan resesi global tahun ini, yang merupakan resesi pertama sejak delapan dekade terakhir, membuat 70 juta hingga 100 juta orang masuk ke jurang kemiskinan ekstrem.

Padahal, sebelum pandemi terjadi, jumlah orang dengan kemiskinan ekstrem terus menurun. Sebagai catatan, garis kemiskinan ekstrem berada di level US$1,9 atau Rp26.600 per hari (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) ke bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Dunia memprediksi ekonomi global tumbuh 4 persen pada 2021. Namun, negara dengan porsi kelompok miskin ekstrem terbesar dunia tidak akan tumbuh lebih cepat dibandingkan populasinya. Artinya, tingkat kemiskinan ekstrem kemungkinan besar tahun depan kemungkinan besar tidak akan turun.

Saat ini, sepertiga warga miskin dunia diprediksi ada di Nigeria, India, dan Republik Demokrasi Kongo. Namun, laju pertumbuhan pendapatan riil perkapita masing-masing cuma tumbuh -0,8 persen, 2,1 persen, dan 0,3 persen.

"Dengan pertumbuhan populasi masing-masing 2,6 persen (Nigeria), 1 persen (India), dan 3,1 persen (Kongo), ini cukup sulit untuk menekan angka kemiskinan secara berkelanjutan," jelas pernyataan Bank Dunia yang dikutip dari AFP, Rabu (10/6).

Lebih lanjut, Bank Dunia juga mengingatkan kawasan Asia Selatan akan mengalami lonjakan orang miskin terbesar karena pandemi corona, khususnya India.

Sekitar 176 juta orang diprediksi akan tertekan ke bawah garis kemiskinan US$3,2 atau Rp44.800 per hari (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) di mana sepertiganya ada di Asia Selatan.

[Gambas:Video CNN]


(sfr/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER