Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengubah lagi target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kisaran minus 0,4 persen sampai 2,3 persen menjadi 0,4 persen sampai 1 persen pada tahun ini. Revisi target utamanya karena memperhitungkan kemungkinan kontraksi ekonomi pada kuartal II 2020.
"Proyeksi ekonomi untuk batas atas kami turunkan dari 2,3 persen menjadi 1 persen. Revisi agak turun karena kami melihat kontraksi cukup dalam di kuartal kedua," ungkap Ani, sapaan akrabnya, saat rapat dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6).
Sebelumnya, bendahara negara memperkirakan laju ekonomi pada kuartal II 2020 akan jatuh di bawah realisasi kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen. Proyeksinya, perekonomian anjlok ke minus 3,1 persen pada kuartal II 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini tak lepas dari dampak penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia. Kebijakan itu membuat aktivitas ekonomi masyarakat terhambat.
Alhasil, sambungnya, laju perekonomian secara keseluruhan tahun akan lebih rendah lagi pada tahun ini dari biasanya bisa mencapai 5 persen. Namun, perkembangan kondisi ekonomi yang terus berjalan masih membuka ruang yang tidak pasti pada proyeksi ekonomi tahun ini.
"Tapi ini semua tergantung kemampuan kita untuk memulihkan ekonomi di kuartal III dan IV 2020 atau di semester II 2020," katanya.
Selain dari dalam negeri, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga mengatakan revisi ini turut memperhitungkan ramalan dari berbagai lembaga ekonomi internasional. Seluruhnya menurunkan lagi proyeksi laju ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Berdasarkan proyeksi terbaru per Juni 2020, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan mencapai 0 persen pada tahun ini. Lalu, OECD meramalkan ekonomi Indonesia akan jatuh ke kisaran minus 2,8 persen sampai minus 3,9 persen.
Kemudian, ADB memperkirakan pertumbuhan Indonesia akan anjlok sampai minus 1 persen. Sedangkan riset Bloomberg memproyeksi perekonomian nasional cuma bisa tumbuh 0,5 persen.
"Maka perlu respons kebijakan untuk mendorong pemulihan agar kuartal III dan kuartal IV kembali tumbuh positif dan sepanjang 2020 dapat terjaga di zona pertumbuhan positif," pungkasnya.
Sebelumnya, BI juga menurunkan target pertumbuhan ekonomi Tanah Air dari semula di bawah 2,3 persen menjadi 0,9 persen sampai 1,9 persen pada tahun ini. Penurunan proyeksi utamanya juga mempertimbangkan rendahnya laju ekonomi pada kuartal II 2020.