PT Jouska Finansial Indonesia sedang menjadi perbincangan warganet di media sosial. Pasalnya, beberapa klien Jouska mengeluhkan kerugian investasi mereka di Twitter.
Alvin (29) salah satunya, ia memaparkan pengalamannya menggunakan jasa Jouska dalam sebuah thread (utas) pada Senin (21/7) lalu. Utasnya menerima 14,9 ribu like dan 8,8 ribu Retweet dan komentar.
"Sharing gimana bobroknya @Jouska_id ngehandle kliennya," kata Alvin lewat akun Twitternya @yakobus_alvin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam utas tersebut, ia memaparkan portofolio saham yang dikelola oleh Jouska dengan total aset sebesar Rp65 juta. Ia menegaskan bahwa seluruh portofolio sahamnya dikelola dan bukan sekedar diarahkan oleh Jouska.
Dari total modal Rp65 juta, hampir seluruhnya atau Rp63,41 juta di antaranya dibelanjakan ke satu emiten yaitu PT Sentral Mitra Informatika Tbk atau emiten dengan kode LUCK yang masih relatif baru, emiten tercatat melantai di BEI pada Januari 2019.
Modal Alvin kemudian dibelanjakan saham LUCK dengan harga Rp1.965 per saham. Pada awalnya , saham tersebut sempat untung dan dia sempat menarik sebagian uangnya.
Namun, saham terus anjlok ke level 394, walhasil portofolio investasi Alvin pun rontok dengan total rugi 70 persen. Rugi besar, Alvin meminta untuk mengelola dana investasinya sendiri, namun permintaannya ditolak oleh Jouska.
Padahal, dalam surat bernomor A0267/JOUSKA-OL/7005/V/2018 yang ditandatangani pada Mei 2018 silam, perjanjian bersifat Penawaran Jasa Perencanaan Keuangan Partial.
"Saya ingat betul waktu itu sempat tanya apa boleh saya yang kendalikan atau semua murni hanya Jouska yang kendalikan. Saya udah ngerasa sebenarnya kok aneh ya klien ga punya kontrol," imbuhnya.
Alvin menyebut dirinya telah melaporkan kasus yang dialaminya kepada OJK lewat aduan telepon. Namun, hingga saat ini belum ada kabar akan laporan yang dibuatnya tersebut.
Pengalaman serupa juga dialami oleh Muhammad Abdurrahman Khalis (26) yang menyatakan kehilangan puluhan juta rupiah akibat jasa pengelolaan dana oleh Jouska.
Ia mengaku mulai menggunakan jasa Jouska sejak 2018 silam. Ia memutuskan menggunakan jasa Manajemen Investasi Saham sebab ia mengaku tak tahu-menahu soal investasi.
Setelah menyetujui perjanjian kerja lewat surat bernomor 0360/0675/7006/IX/2018 tertanggal 21 September 2018, Khalis mulai merasa janggal saat Jouska dapat mengakses akunnya.
Senasib dengan Alvin, Jouska membelanjakan uang Khalis di saham LUCK. Padahal pada Agustus 2019, saham tersebut masuk dalam daftar unusual market activity (UMA) Bursa Efek Indonesia (BEI).
Artinya, saham bergerak tidak wajar. Khawatir, akhirnya Khalis meminta Jouska untuk menjual saham LUCK, namun keinginannya tidak dipenuhi. Alhasil portofolio sahamnya minus lebih dari setengahnya. Dana yang awalnya berkisar sebesar Rp90 juta kini hanya tersisa Rp30 juta saja.
"Sebelum harga sahamnya jatuh banget, saya sudah meminta Jouska untuk menjual saham tersebut, akan tetapi tidak dijual," katanya.
Merespon keluhan tersebut, Founder dan CEO Jouska Aakar Abyasa Fidzuno menyebut bahwa pihaknya memberikan masukan dan saran finansial sesuai dengan kondisi dan tujuan finansial setiap klien.
Ia juga menegaskan bahwa Jouska turut memberikan evaluasi dalam bentuk surat utang mau pun saham.
"Selama kontrak kerja antara klien dan PT Jouska Finansial Indonesia berlangsung, klien tidak hanya diberikan edukasi, melainkan evaluasi atas keadaan keuangan serta kinerja portofolio investasi baik dalam bentuk surat utang maupun saham," katanya seperti dikutip dari rilis resmi pada Selasa (21/7) yang diterima CNNIndonesia.com.
Jouska juga mengatakan terkait situasi pandemi, konsultasi klien tetap bisa dilakukan dengan tatap muka atau via daring.
"Klien memiliki hak untuk terus berkomunikasi dan mendapatkan edukasi serta saran dari adviser," ujar Aakar.
Sebagai informasi, Jouska merupakan perusahaan perencanaan keuangan independen yang berdiri pada 2017. Perusahaan ini bergerak dalam ruang lingkup pemberi nasihat dan saran terkait perencanaan keuangan termasuk edukasi keuangan.