Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan RI mampu lolos dari jerat resesi dengan mencetak pertumbuhan ekonomi positif pada 2020.
Sebelumnya, resesi adalah keadaan di mana kontraksi ekonomi suatu negara berlangsung selama dua kuartal atau lebih. Singapura dan Korea Selatan adalah dua negara yang lebih dahulu mengumumkan resesi karena corona setelah laju ekonomi kuartal I dan II negatif.
Ia optimis pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 dapat bangkit (rebound) positif sebesar 0,4 persen dan diikuti pertumbuhan sebesar 2 persen hingga 3 persen pada kuartal IV 2020. Sehingga, rata-rata pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 masih di atas nol persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ekonomi kita keseluruhan setahun (2020) masih berada di zona positif," katanya lewat video conference, Selasa (28/7).
Sementara, untuk kuartal II lalu, ia memperkirakan ekonomi akan terkontraksi sebesar 4,3 persen. Diketahui, pertumbuhan pada kuartal I 2020 tercatat sebesar 2,97 persen.
Namun, proyeksi optimistis tersebut dibuatnya dengan catatan penanganan covid-19 dalam negeri telah terkendali pada paruh kedua 2020.
Dengan tingginya ketidakpastian global, menteri yang akrab disapa Ani ini tak menutup kemungkinan proyeksinya tersebut akan mengalami revisi mengikuti perkembangan penanganan pandemi covid-19.
"Yang mempengaruhi perekonomian kita sendiri sangat tergantung pada penanganan covid semester kedua, kuartal III dan IV. Kalau penanganannya efektif dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover (pulih)," jelas Ani.
(wel/sfr)