Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hanya sebesar 160,28 ribu pada Juni 2020. Jumlah itu anjlok sebesar 88,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,43 juta kunjungan.
Kepada BPS Suhariyanto mengatakan penurunan juga terjadi secara bulanan, yaitu sebesar minus 2,06 persen dari Mei lalu sebanyak 163,64 ribu kunjungan.
Secara kumulatif, periode Januari-Juni 2020, jumlah kunjungan wisman juga turun 59,96 persen dari 7,72 juta kunjungan menjadi hanya 3,09 juta kunjungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak covid-19 luar biasa dalamnya sejak Februari dan recovery (pemulihan) butuh waktu panjang," ujarnya, Senin (3/8).
Ia merincikan mayoritas wisman datang melalui pintu masuk udara, yakni 1,46 ribu kunjungan. Menariknya, jumlah kunjungan wisman melalui udara pada Juni tercatat naik 198,57 persen dibandingkan Mei, yakni 489 ribu kunjungan. Namun, masih turun 99,82 persen dibandingkan Juni lalu sebanyak 829,06 ribu kunjungan.
Persentase kenaikan tertinggi terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Bandara Sultan Badarudin II, Sumatera Selatan, dan Bandara Juanda, Jawa Timur.
"Kenaikan ini terjadi di seluruh pintu masuk udara, kecuali Ngurah Rai, Bali, yang mengalami penurunan 70,59 persen," imbuhnya.
Lebih lanjut, pintu masuk laut sebanyak 49,47 ribu kunjungan. Wisman yang datang melalui pintu masuk laut pada Juni 2020 turun sebesar 87,19 persen dari dari 386,15 ribu kunjungan di Juni 2019 menjadi 49,47 ribu kunjungan.
Namun, jika dibandingkan Mei 2020, jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk laut mengalami kenaikan sebesar 2,13 persen.
Sedangkan wisman yang masuk melalui jalur darat sebanyak 109,36 ribu kunjungan. Wisman yang berkunjung melalui pintu masuk darat pada Juni 2020 berkurang 50,04 persen dari dari 218,88 ribu di Juni 2019 menjadi hanya 109,36 ribu kunjungan tahun ini.
Sementara itu, jika dibandingkan Mei 2020 jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk darat juga berkurang 4,68 persen.
Suhariyanto mengatakan kenaikan kunjungan melalui pintu masuk udara dan laut secara bulanan menandakan kunjungan wisman mulai bergeliat. Peningkatan ini dipicu oleh pelonggaran pembatasan sosial di sejumlah daerah.
"Ada pergerakan, tapi posisinya masih jauh dari normal. Jadi, kita masih harus kerja keras untuk tarik wisman ke Indonesia. Kuncinya, covid-19 harus berlalu dan penerapan protokol kesehatan," ucapnya.
Berdasarkan kebangsaan kunjungan wisman, paling banyak berasal dari Timor Leste sebanyak 82,48 ribu kunjungan, setara 51,46 persen dari total kunjungan.
Diikuti Malaysia 62,76 ribu kunjungan, setara 39,15 persen, China 2,06 ribu kunjungan, setara 1,29 persen, Filipina 1,16 ribu kunjungan, setara 0,97 persen, dan Papua Nugini 1,26 ribu kunjungan, setara 0,79 persen.
Ia melanjutkan kenaikan kunjungan wisman melalui dua jalur tersebut mendorong kenaikan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Indonesia secara bulanan.
BPS mencatat TPK hotel naik 5,25 poin dari 14,45 dibandingkan di Mei menjadi 19,70 persen di Juni. Namun, secara tahunan TPK masih turun 32,57 poin dari TPK Juni 2019 sebesar 52,27 persen.