Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.585 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (6/8) sore. Posisi tersebut melemah 0,24 persen dibandingkan perdagangan Rabu (5/8) sore di level Rp14.550 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.578 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.623 per dolar AS.
Sore ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,06 persen, dolar Singapura melemah 0,06 persen, dolar Taiwan melemah 0,03 persen, yuan China melemah 0,13 persen dan baht Thailand melemah 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Gulung Tikar, Resor Terbesar di Bintan Tutup |
Sebaliknya, ringgit Malaysia menguat 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,044 persen, peso Filipina menguat 0,01 persen, dan rupee India menguat 0,01 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau melemah di hadapan dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,40 persen, dolar Kanada melemah 0,14 persen dan franc Swiss melemah 0,14 persen. Hanya dolar Australia yang terpantau menguat 0,10 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memprediksi rupiah ditutup melemah tipis di level Rp14.585 per dolar AS.
Lihat juga:Omzet UMKM Anjlok 75 Persen karena Corona |
"Pergerakan mata uang di pasar negara berkembang emerging market termasuk Indonesia hari kembali dilanda kekhawatiran ketegangan hubungan AS-China," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari dalam negeri data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 yang terkontraksi hingga minus 5,2 persen juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.
"Dari dalam negeri, data GDP atau produk domestik bruto (PDB) kuartal II Indonesia yang di bawah perkiraan juga mempengaruhi penilaian trader terhadap rupiah," pungkasnya.