Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.632 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (28/8) sore. Posisi tersebut menguat 0,19 persen dibandingkan perdagangan Kamis (27/8) sore di level Rp14.660 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.702 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.714 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,64 persen, dolar Singapura menguat 0,40 persen, won Korea Selatan menguat 0,05 persen, dan peso Filipina menguat 0,33 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, rupee India menguat 0,56 persen, yuan China menguat 0,43 persen, ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, dan baht Thailand menguat 0,41 persen. Hanya dolar Taiwan yang terpantau masih melemah sebesar 0,05 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,54 persen dan dolar Australia melemah 0,77 persen. Sebaliknya dolar Kanada menguat 0,42 persen dan franc Swiss menguat 0,68 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dolar terhadap mata uang kawasan Asia dipengaruhi oleh respons pasar terhadap kebijakan moneter baru AS setelah pidato Ketua Fed Jerome Powell Kamis (27/8).
Dalam pidatonya, Powell mengatakan bank sentral akan meluncurkan strategi Federal Reserve yang agresif untuk mengatasi kelemahan dari "tujuan berbasis luas dan inklusif" dalam mendorong penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan inflasi demi mengerek imbal hasil obligasi AS.
"Sementara itu, Kongres AS masih belum mencapai konsensus atas langkah-langkah stimulus terbaru. Panggilan telepon pada Kamis antara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dengan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows berakhir tanpa kesepakatan yang dicapai," ucap Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Sementara itu, pergerakan rupiah didorong oleh keputusan Gubernur DKI Jakarta untuk memperpanjang masa transisi PSBB selama 2 minggu ke depan, di mulai dari tanggal 28 Agustus sampai 10 September mendatang.
Dengan perpanjangan masa transisi PSBB peluang Indonesia masuk dalam jurang resesi semakin lebar. Namun pemerintah berupaya sekuat tenaga agar kontraksi di Kuartal ketiga tidak terlalu dalam, dengan mengucurkan dana lebih besar lagi terutama di sektor UMKM dan dunia usaha atau koperasi sebesar Rp.180 triliun.
"Sehingga walaupun kuartal ketiga terjadi kontraksi namun Kuartal Keempat akan terhindar dari kontraksi sehingga Indonesia keluar dari resesi," ucapnya.
Dalam perdagangan akhir pekan ini, menurut Ibrahim, rupiah ditutup menguat 28 point di level Rp14.632 dari. "Sementara dalam perdagangan Senin depan, mata uang garuda kemungkinan masih akan berfluktuatif bisa saja di tutup stagnan atau melemah terbatas 20-30 poin di level Rp14.620-14.670 per dolar AS," tandasnya.