Budi Hartono, orang terkaya di Indonesia, sempat mengkritik rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Kritik tersebut disampaikan oleh bos PT Djarum itu melalui surat kepada Presiden RI Joko Widodo, tertanggal 11 September 2020 lalu.
Corporate Communications Manager Djarum Budi Dharmawan membenarkan soal surat yang dikirimkan bosnya kepada presiden dan menilai hal tersebut sebagai tindakan wajar.
Sebagai pelaku bisnis, kata dia, Budi Hartono berharap pandangan serta masukannya dapat didengar pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang khusus mengenai latar belakang surat itu. Semata-mata bagian dari kontribusi warga negara, kebetulan sebagai praktisi bisnis yang ingin Indonesia terus maju," ucap Budi kepada CNNIndonesia.com, Senin (14/9).
Meski demikian, ia belum mengetahui apakah presiden telah merespons surat tersebut secara langsung atau hanya membacanya dan mempertimbangkan masukan yang diberikan.
"Contoh atau solusi yang disampaikan dilengkapi dengan data dan contoh. Itu bukan surat terbuka. Hingga saat ini kami belum mengetahui (apakah sudah dibalas atau belum)," ucap Budi.
Surat Budi Hartono sendiri dipampang dalam Instagram Mantan Duta Besar Polandia, Peter F Gontha, @petergontha, Minggu (13/9). Budi menilai rencana pemberlakuan PSBB karena menilai tindakan tersebut tak tepat.
Lihat juga:Raja Kasino Makau Stanley Ho Tutup Usia |
Menurut Budi, PSBB terbukti tidak efektif menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta. Ia juga melampirkan diagram pertumbuhan infeksi yang masih meningkat saat PSBB untuk memperkuat argumentasi tersebut.
Sebaliknya, kata Budi dalam suratnya, tingkat infeksi negara justru berhasil diturunkan melalui measured circuit breaker.
"Di Jakarta, meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB, tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik," tulis Budi.
Alasan lainnya adalah kapasitas rumah sakit DKI Jakarta yang tetap full dengan atau tidak diberlakukannya kembali PSBB. Ia berpandangan, seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus.
Ia mencontohkan gambar tempat isolasi di pelabuhan Singapura di mana pemerintah negara tersebut membangun kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis.
"Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu) karena memanfaatkan kontainer yang tinggal dipasang AC dan tangga," sambung Budi dalam suratnya.
Sebagai informasi, mengutip Forbes, Budi Hartono bersama saudaranya, Michael Hartono, menduduki peringkat pertama orang terkaya di Indonesia pada 2019 dengan total kekayaan mencapai US$37,7 miliar. Per 14 September 2020, total kekayaan Budi tercatat US$17,6 miliar. Selain dari Djarum, kekayaan itu juga banyak berasal dari kepemilikan saham PT Bank Central Asia Tbk.