Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran isolasi pasien dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) pada hotel bintang satu dan dua akan diambil dari dana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp3,3 triliun kepada BNPB untuk penanganan covid-19.
"Anggaran yang kami alokasikan untuk BNPB sebesar Rp3,5 triliun di situ termasuk antisipasi penggunaan hotel untuk ruang isolasi pasien," ujarnya dalam acara tanya jawab virtual, Selasa (15/9).
Penggunaan hotel tersebut telah dipastikan oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, pemerintah telah bekerja sama dengan hotel bintang satu dan dua sebagai tambahan fasilitas karantina. Di DKI Jakarta sendiri terdapat 15 hotel bintang dua dan tiga yang memiliki kapasitas 3 ribu unit kamar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk fasilitas bagi pasien covid-19, Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus memantau penggunaan secara maksimal dari fasilitas yang sudah ada sebelumnya. Meliputi, Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet maupun gedung pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dijadikan ruang isolasi.
"Yang fokus bagi kami penggunaan fasilitas itu dan berapa biaya nanti akan dilakukan pertanggungjawaban oleh BNPB," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan pemerintah bakal menanggung biaya operasional hotel bintang dua dan tiga yang dijadikan tempat isolasi mandiri para pasien virus corona.
Langkah pemerintah memberdayakan hotel bintang dua dan tiga adalah untuk mengantisipasi lonjakan pasien corona. Terlebih, kapasitas rumah sakit cenderung terbatas.
"Itu akan dijamin oleh pemerintah," kata Doni saat konferensi pers belum lama ini.
Untuk wilayah DKI Jakarta, Doni memastikan RS Darurat Wisma Atlet masih mencukupi ketersediaannya untuk menangani pasien corona. Baik yang bergejala sedang, ringan, mau pun tanpa gejala.