Ekonom Saran Pemerintah Tak Perlu Genjot Kredit saat Corona

CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2020 19:26 WIB
Ekonom menyebut pemerintah tak perlu memaksakan diri menggenjot penyaluran kredit di tengah corona ketimbang nantinya berujung pada kredit macet.
Ekonom menyatakan pemerintah tak perlu ngotot menggenjot penyaluran kredit bank di tengah corona ketimbang macet. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom BCA David E. Sumual menilai pertumbuhan kredit bank lebih baik seret pada tahun ini ketimbang menjadi bermasalah atau macet di masa depan lantaran penyaluran dipaksakan di tengah pandemi virus corona atau covid-19.

Pandangan ini diberikan David melihat kondisi pertumbuhan kredit bank yang cuma 1,04 persen per Agustus 2020. Pertumbuhannya turun lagi dari sebelumnya 1,49 persen per Juli 2020.

"Sebenarnya pertumbuhan kredit di kisaran 0 persen sampai 3 persen, itu sudah sangat baik (untuk tahun ini) kalau dibandingkan dengan negara-negara lain. Karena kalau dipaksakan, khawatir malah akan jadi kredit macet, ujungnya pengaruhi permodalan," ungkap David saat mengisi acara diskusi virtual bertajuk Dialogue KiTa edisi Oktober 2020, Jumat (2/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan bila rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) meningkat, bank mau tidak mau harus menguras permodalan untuk menjaga NPL. Hal ini justru bisa memberi masalah di tengah ketidakpastian ekonomi berkepanjangan yang terjadi akibat pandemi corona.

Sebagai gambaran, saat ini NPL gross naik dari 3,11 persen menjadi 3,22 persen, namun, NPL net turun tipis dari 1,16 persen menjadi 1,15 persen per Agustus 2020. Sementara rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) naik dari 22,96 persen ke 23,2 persen.

"Belajar dari perbankan seperti di 1997-1998, itu masalah karena CAR rendah. Di kondisi sekarang, kalau dipaksakan, kondisi global juga masih seperti ini, ini akan menjadi masalah ke depan," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]

Di sisi lain, David menilai dana bank yang sebelumnya bisa untuk menyalurkan kredit baru bisa dialihkan untuk menambah modal di tengah pelaksanaan kebijakan relaksasi kredit. Toh, kebijakan ini juga memberi manfaat ke masyarakat.

"Kalau dilihat program pemerintah kan relaksasi kredit dan kucuran likuiditas ke bank, ini bisa bantu leverage bank. Tapi di kondisi sekarang memang harus sangat prudent juga," pungkasnya.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER