Koperasi di Jateng Bakal Bangun Pabrik Beras Modern

CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2020 16:05 WIB
Kementerian UKM akan mengembangkan salah satu koperasi di Demak, Jawa Tengah. Lahan koperasi yang saat ini hanya 100 Ha akan dikembangkan menjadi 800 Ha.
Kementerian UKM akan mengembangkan salah satu koperasi di Demak, Jawa Tengah. Lahan koperasi yang saat ini hanya 100 Ha akan dikembangkan menjadi 800 Ha.(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan mengembangkan salah satu koperasi di Demak, Jawa Tengah. Lahan koperasi yang saat ini hanya 100 hektare (Ha) akan dikembangkan menjadi 800 Ha.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan koperasi tersebut bernama koperasi bernama KSU Citra Kinaryayang. Nantinya, koperasi itu akan membentuk perseroan terbatas (PT) dan mendirikan pabrik beras modern.

Pengembangan ini, kata Teten, merupakan salah satu upaya untuk membentuk korporasi petani atau nelayan di Jawa Tengah. Ia bilang ekspansi itu membutuhkan dana Rp40 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dananya 30 persen dari ekuitas dan Rp12 miliar diperoleh dari koperasi petani," ungkap Teten dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (6/10).

Nantinya, koperasi itu akan diintregasikan dengan sistem pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani penggarap dalam mengembangkan padinya. Kemudian, koperasi akan membeli gabah dari petani secara tunai dan diolah di pabrik pengolahan.

"Nanti petani dan koperasi diperkuat pembiayaannya lewat Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)," tutur Teten.

Ia menyatakan koperasi akan menjual beras yang sudah diolah ke pasaran. Dengan demikian, bukan petani yang berhadapan dengan pasar, tapi koperasi.

"Ini cari kami melindungi petani dari pasar," imbuh Teten.

Ia berharap petani bisa mengambil keuntungan dari seluruh proses produksi beras tersebut. Dengan begitu, kesejahteraan petani pun meningkat secara perlahan.

"Model ini kami harapan petani bisa mengambil keuntungan dari seluruh proses ini, mulai dari tanam, pengolahan, sampai mereka ke end product di mana seluruhnya dikelola oleh koperasi sehingga kesejahteraan petani meningkat," jelas Teten.

Selain itu, Teten juga akan mendorong petani sawit di Pelalawan, Riau untuk berkelompok dan membangun koperasi. Dengan berkelompok, petani bisa mengolah sawit sehingga memiliki nilai tambah ketika dipasarkan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengatakan pihaknya akan fokus tambak udang di lima wilayah, yakni Aceh Timur, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Cianjur, dan Lampung Selatan.

"Kami harapkan ini menjadi model, salah satu percontohan. Ini adanya di wilayah yang memang berpotensi ke depannya," ujar Edhy.

Ia menyatakan akan membangun lahan untuk tambak udang seluas 5 Ha. Saat ini, proses pembangunan lahan sudah berjalan dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

"Dengan model ini, diharapkan langsung bisa terjadi salah satu bentuk koperasi kelompok nelayan dan pembudidaya yang bisa menjadikan dirinya pengusaha," ujar Edhy.

Kemudian, Edhy juga akan menaikkan bobot kapal nelayan. Sebab, sejauh ini ada 300 ribu kapal bermesin berukuran di bawah 2 gross ton (GT) dan 300 ribu kapal tidak bermesin.

"Ini yang datanya masih kami validasi dan ini yang akan kami naikkan kelas," imbuh Edhy.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kecewa karena korporasi petani dan nelayan belum juga terbentuk sampai saat ini. Padahal, ia sudah memerintahkan anak buahnya untuk membentuk model bisnis korporasi bagi petani dan nelayan beberapa tahun lalu.

Menurut Jokowi, korporasi petani dan nelayan perlu dibuat untuk meningkatkan sektor pertanian di Indonesia. Terlebih, sektor tersebut sedang berkembang positif di tengah anjloknya ekonomi nasional.

[Gambas:Video CNN]

Untuk mengembangkan sektor pertanian, Jokowi bilang petani dan nelayan perlu didorong bekerja secara berkelompok dan berada dalam sebuah korporasi. Dengan begitu, ada skala ekonomi yang mempermudah akses petani dan nelayan dalam memasarkan hasil produksinya.

"Saya sudah perintahkan beberapa tahun lalu, lihat di Malaysia, lihat korporasi sapi di Spanyol, model-model bisnis yang bagus dan mudah ditiru tapi saya tidak tahu sampai sekarang model tersebut belum bisa dibuat satu atau dua," pungkas Jokowi.



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER