Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak terbatas pada perdagangan Jumat (9/10). Pasar mengantisipasi tekanan politik yang terjadi di dalam negeri akibat pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menyatakan secara tenikal indeks sebenarnya masih memiliki peluang untuk menguat. Namun, penguatannya akan terbatas.
Di sisi lain, IHSG juga rawan terkoreksi hari ini. Sebab, pasar mengantisipasi dinamika politik usai UU Omnibus Law Ciptaker disahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG diindikasikan masih ada potensi penguatan namun perlu diwaspadai rentang penguatan mulai terbatas, sehingga rawan terjadi koreksi" ungkap Dennies dalam risetnya, Jumat (9/10).
Selain sentimen itu, pasar juga mencermati peningkatan kasus penularan virus corona di dalam negeri. Hal ini masih direspons negatif oleh pasar.
Dengan berbagai sentimen itu, IHSG diproyeksi tak bergerak signifikan hari ini. Dennies memprediksi indeks hanya bergerak dalam rentang support 4.988-5.013 dan resistance 5.051-5.064.
Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksi IHSG bergerak terbatas di sekitar area 4.889-5.123.
Meski diproyeksi terbatas, William menyatakan investor tetap bisa melakukan transaksi beli. Ia menyarankan investor melakukan pembelian secara bertahap atau akumulasi beli.
"Jika terjadi koreksi wajar, investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," kata William melalui risetnya.
Menurutnya, investor bisa mencermati sejumlah saham berkapitalisasi besar (big capitalization). Beberapa saham tersebut, antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).