Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional mencapai 23 persen pada 2025. Namun, per 2019 lalu capaiannya baru sebesar 9,15 persen.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan guna mencapai target tersebut tidak bisa hanya mengandalkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero). Terlebih saat ini suplai PLN sendiri sudah mengalami surplus, sebaliknya permintaan listrik turun karena pandemi covid-19.
"Untuk mencapai 23 persen memang tidak bisa hanya mengandalkan RUPTL PLN, tapi juga keterlibatan swasta juga perlu ada. Sudah ada program yang mulai jalan, melibatkan sektor swasta dari suplai dan demand seperti yang kami tuju di Kalimantan Utara, itu bentuk akselerasi 23 persen di 2025," ujarnya dalam acara launching Virtual Indo EBTKE Conex 2020, Jumat (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjabarkan realisasi pemanfaatan 9,15 persen EBT itu terdiri dari pembangkit listrik sebanyak 75 persen dan non pembangkit 25 persen. Untuk pembangkit listrik, guna mencapai target pemanfaatan EBT tersebut maka Indonesia harus memiliki paling tidak pembangkit listrik kapasitas 19 ribu MW.
Sementara itu, sekarang ini realisasinya baru mencapai 10 ribu MW, sehingga diperlukan tambahan pembangkit listrik 9.000 MW lagi. Sementara itu, tren tambahan pembangkit listrik PLN hanya 500 MW per tahun, jadi hanya akan ada tambahan 2.500 MW sampai 2025, sehingga belum mencukupi target 23 persen di 2025.
"PLN sudah merencanakan tambahan pembangkit sebesar 550 MW sampai 2024 dan sampai 2025 akan ada tambahan 7.000 MW itu saja belum cukup sehingga masih perlu ada tambahan lagi," katanya.
Sedangkan untuk non pembangkit, Kementerian ESDM mengaku akan mendorong pengembangan campuran solar dengan minyak sawit atau biodiesel. Saat ini, pemerintah telah mengembangkan mandatori B30.
"Dengan penggunaan B30 yang ada akan ditingkatkan menjadi B40 dan tidak tertutup kemungkinan sampai B100. Ini juga suatu upaya untuk akselerasi. Apakah kami akan sampai ke 23 persen? Kami upayakan semaksimal mungkin," tuturnya.
(ulf/age)