Jumlah simpanan masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di bank BUMN melonjak rata-rata lebih dari 10 persen per September 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal, periode ini masyarakat bukan cuma menghadapi tekanan akibat pandemi corona (covid-19), tetapi juga jelang pengumuman resesi ekonomi.
Bank BUMN yang dimaksud adalah PT BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, termasuk PT BTN (Persero)b Tbk.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan jumlah DPK naik 17 persen pada Agustus 2020 dibandingkan dengan Agustus 2019. Kenaikan DPK ditopang oleh penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang terdampak pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Merger, Bank Syariah BUMN Jadi Bank BUKU 3 |
"Hal ini juga sejalan dengan tren masyarakat yang memilih untuk menabung dan berjaga-jaga di tengah krisis sebagai precautionary motive (motif pencegahan)," ungkap Haru kepada CNNIndonesia.com, dikutip Selasa (13/10).
Haru bilang kenaikan DPK sebesar dua digit juga berlanjut hingga September 2020 secara tahunan. Namun, angkanya masih di bawah 17 persen. "(September 2020) betul dua digit, di bawah (17 persen)," imbuh Haru.
Namun demikian, Haru tak menjelaskan rinci jenis simpanan masyarakat apa saja yang naik. Hal yang pasti, hampir seluruh jenis simpanan naik.
Itu berarti, tiga komponen simpanan atau DPK meningkat di tengah krisis pandemi ini. Tiga komponen tersebut adalah tabungan, giro, dan deposito.
Mengutip laporan resmi bulanan BRI, jumlah giro pada Agustus 2019 sebesar Rp152,41 triliun, tabungan Rp371,62 triliun, dan deposito Rp361,11 triliun. Artinya, total DPK per Agustus 2019 sebesar Rp885,14 triliun.
Sementara, jumlah giro per September 2019 tercatat sebesar Rp168,53 triliun, tabungan Rp374,91 triliun, dan deposito Rp370,11 triliun. Dengan demikian, total DPK pada periode tersebut sebesar Rp913,55 triliun.
Selanjutnya, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Aquarius Rudianto menuturkan jumlah DPK per September 2020 naik 14 persen secara tahunan.
Kenaikan terjadi di seluruh jenis simpanan. "Ya ada kenaikan DPK di semua sisi, giro, tabungan, dan deposito," ujar Aquarius.
Hanya saja, Aquarius tak menjelaskan lebih lanjut berapa persen kenaikan di masing-masing jenis simpanan masyarakat.
Berdasarkan data bulanan Bank Mandiri, jumlah simpanan masyarakat pada September 2019 sekitar Rp544,18 triliun. Rinciannya, jumlah giro sebesar Rp173,32 triliun, tabungan Rp177,25 triliun, dan deposito Rp193,61 triliun.
Senada, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan jumlah DPK perusahaan naik dua digit per September 2020 jika dihitung secara tahunan. Bahkan, kenaikannya mencapai 21 persen.
"Tren (simpanan masyarakat) naik. (Jumlah DPK September 2020 secara tahunan) naik 21 persen," terang Royke.
Ia juga bilang seluruh jenis simpanan masyarakat naik. Dari tiga jenis simpanan, giro mencatat kenaikan tertinggi.
Diketahui, total simpanan masyarakat BNI pada September 2019 sekitar Rp544 triliun. Bila dirinci, jumlah giro sebesar Rp173,32 triliun, tabungan Rp177,25 triliun, dan deposito Rp193,61 triliun.
Selanjutnya, Direktur Utama BTN Pahala N Mansury menyatakan simpanan masyarakat meningkat signifikan beberapa waktu terakhir. Pada September 2020, kenaikannya mencapai lebih dari 18 persen.
"Simpanan meningkat signifikan, di BTN per akhir September, DPK tumbuh di atas 18 persen," kata Pahala.
Lihat juga:Merger Tiga Bank BUMN Syariah di Depan Mata |
Namun, ia tak merinci jenis simpanan apa saja yang naik pada September 2020. Pahala menyatakan hal itu akan dipublikasikan secara resmi oleh manajemen. "Belum bisa disampaikan. Nanti kalau sudah dipublikasi," imbuh dia.
Jika dilihat, total DPK BTN per September tahun lalu paling banyak disumbang oleh deposito. Detailnya, jumlah deposito sebesar Rp120,49 triliun, giro sebesar Rp50,41 triliun, dan tabungan Rp38,95 triliun.
Sementara, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2020 menunjukkan seluruh jenis simpanan masyarakat naik secara tahunan. Tercatat, jumlah giro naik dari Rp1.389 triliun menjadi Rp1.571 triliun.
Kemudian, tabungan naik dari Rp1.827 triliun menjadi Rp1.979 triliun. Lalu, jumlah deposito juga naik dari Rp2.595 triliun menjadi Rp2.757 triliun.
(aud/bir)