Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT PLN (Persero) lebih banyak melakukan otomatisasi pada sistem jaringan listrik untuk meminimalisir 'mati lampu' yang dapat merugikan pelanggan.
Apalagi, PLN akan segera mengalami kelebihan suplai listrik yang cukup besar. Otomatisasi jaringan dengan banyak sumber pasokan listrik dinilai akan membuat suplai ke pelanggan tetap aman apabila salah satu sumber mengalami gangguan.
"Kita akan kelebihan listrik yang cukup besar dan itu bisa kita manfaatkan untuk menjaga dan bisa menjadi andalan kita apabila terjadi failure (kegagalan) yang memang harus segera bisa diatasi, sehingga keadaan supply aman bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk industri," ucapnya di komisi VII, DPR RI, Senin (23/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arifin juga mendorong PLN mempercepat proyek smart grid atau jaringan cerdas. Pasalnya, negara-negara maju khususnya di Eropa sudah banyak yang menggunakan teknologi tersebut.
Dengan smart grid, PLN dapat secara otomatis mengatur sistem jaringan apabila terjadi gangguan pasokan listrik."Kekurangan pasokan, maka diisi oleh sumber-sumber pasokan yang lain, sehingga tidak terjadi interuption power supply yang sangat fatal, apalagi berjam-jam," ujar Arifin.
Smart grid juga dinilai lebih aman, sebab tidak akan mengalami masalah jika terjadi gangguan, seperti pohon tumbang, kebakaran dan sebagainya.
"Sebetulnya,pohon tumbang juga tidak menyebabkan masalah terlalu panjang kecuali memang wilayah-wilayah tertentu yang damage (rusak). Kalau damage itu memang susah. Tapi kalau interconnecting smart grid yang tidak damage itu recovery (pemulihannya) baik," jelasnya.
Arifin mengungkapkan Kementerian ESDM sebenarnya juga telah berkomunikasi dengan Finlandia terkait penggunaan smart grid. Ia berharap PLN bisa menindaklanjutinya atau mempelajari mengenai teknologi tersebut.
"Kami akan minta PLN buat program yang fokus sehingga bisa terealisasi tidak lama lagi," tandasnya.