Ekonom Perbanas Institute Piter Abdullah berpendapat kendati vaksin corona gratis, masih ada risiko dalam mendistribusikannya. Yang pasti, proses penyaluran akan memakan waktu yang lama.
"Semua kan ingin cepat, kalau skema subsidi semua, pasti akan lama," terang Piter.
Hal ini yang biasanya tak disukai oleh masyarakat kelas menengah atas. Pasalnya, mereka ingin mendapatkan vaksin secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang ingin cepat ini adalah mereka yang mandiri, mereka yang mampu ya silahkan (bayar sendiri)," terang Piter.
![]() |
Karenanya, Bhima menyarankan pemerintah membuat jadwal dan target penyaluran vaksin per bulan.
"Iya (target vaksin per bulan). Jadi ada tahapan dan yang terpenting jaminan akses vaksin gratis ini diutamakan untuk kelompok rentan dulu," ujar Bhima.
Yang pasti, vaksin corona harus diberikan gratis. Sehingga, tidak ada potensi moral hazard atau risiko moral yang dilakukan oleh produsen. Sebagai contoh, jika vaksin berbayar, distributor akan mengutamakan masyarakat yang mampu demi meraup keuntungan.
"Masyarakat kelas bawah nantinya justru sulit karena menunggu dari pemerintah. Aneh kalau banyak negara yang berikan vaksin gratis sementara Indonesia tidak. Jadi ini (vaksin gratis) adalah kewajiban," tutup Bhima.