Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyatakan bahwa penularan penyakit akibat virus corona atau Covid-19 di dalam pesawat sangat sedikit.
Ketua Umum MTI, Agus Taufik Mulyono, mengatakan bahwa berdasarkan data dari The International Air Transport Association (IATA), kasus penularan Covid-19 di pesawat sejauh ini berjumlah 44 kasus dari 1,2 miliar konsumen.
Sebagian besar kasus tersebut terdeteksi ketika masker belum wajib berdasarkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Per Oktober 2020, tidak ditemukan satupun kasus penularan terkonfirmasi di dalam pesawat milik Amerika Serikat," ucap Agus dalam diskusi virtual, Sabtu (19/12).
Ia menuturkan bahwa risiko penularan dalam pesawat jauh lebih rendah ketimbang saat belanja atau makan di luar. Pasalnya, maskapai memiliki alat pembersih yang dapat menurunkan risiko penularan.
"Protokol kesehatan dan pembersihan pesawat memberikan dampak sangat signifikan pada penurunan risiko," tutur Agus.
Agus mengatakan bahwa pesawat juga memiliki teknologi untuk mengganti udara di dalam kabin bernama high efficiency particulate air (HEPA). Teknologi itu mampu menyaring udara dengan efektivitas 99,99 persen.
"Sistem ini memastikan udara di dalam pesawat berganti dan di-filter setiap 3 menit. Sistem ini diterapkan juga di rumah sakit," tutur Agus.
Untuk itu, Agus menyebut operator penerbangan dan maskapai perlu mengembalikan rasa percaya konsumen agar berani naik pesawat lagi.
Namun, mereka harus tetap melakukan beberapa hal, misalnya cek kesehatan penumpang, pembatasan rute, meningkatkan standar pembersihan, membatasi pelaku perjalanan, dan meningkatkan standar testing pesawat.
"Lakukan komunikasi dan sosialisasi terus menerus ke publik tentang jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan naik pesawat," kata Agus.
(aud/has)