Adi Martadinata sempat melemparkan senyum ketika menjalani proses cuci darah di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung. Pria asal Labuhan Dalam, Kota Bandar Lampung itu mengakui, dulu dirinya menerapkan gaya hidup tak sehat.
Tak hanya jarang minum air putih, Adi juga sering mengonsumsi alkohol dan minuman berenergi. Akibatnya, kini ia harus cuci darah dua kali seminggu. Hal ini sudah dijalani selama 16 bulan terakhir.
"Saya ingat betul gejala awal yang dirasakan adalah muntah, enggak mau makan, kalau makan pasti muntah dan sakit kepala. Mungkin akibat kurang minum air putih, habis itu keseringan minuman berenergi seperti yang bersoda, minum obat keras dikarenakan sering pusing kepala, dan sering minum alkohol juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adi mengingat, dirinya terkejut tak kepalang kala dokter menyatakan dirinya harus dicuci darah. Selain risiko yang mengancam jiwa, biaya cuci darah juga tak sedikit.
Menurut Adi, kekhawatiran soal biaya berobat hilang dengan menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Ia tak perlu mengeluarkan sepeser pun, karena biaya berobat sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan.
"Saat ini saya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS mandiri kelas II. Memang sempat khawatir dan takut masalah biaya yang akan timbul akibat pengobatan yang saya jalani. Tapi luar biasanya, program JKN-KIS menjamin semua biaya pengobatan cuci darah saya," ungkap Adi.
Bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran BPJS Kesehatan, Adi selalu rajin membayar iuran. Ia menyebut tak merasakan perbedaan kualitas obat dan pelayanan yang ia terima dengan pasien lain.
"Besarnya iuran yang saya bayarkan tidak sebanding dengan manfaat yang diterima, karena dapat menikmati kemudahan berobat dengan tenang tanpa memikirkan biaya," kata Adi.
(rea)