Pendiri gurita Alibaba Group Jack Ma terkenal sebagai tokoh publik yang vokal dalam mengkritisi pemerintah China. Tak banyak pebisnis atau figur publik yang secara terang-terangan mengkritisi regulator keuangan partai Komunis China.
Namun, tak begitu dengan Jack Ma. Beberapa kali dia menyerukan kritikan terhadap pemerintah China secara terang-terangan. Berikut kritikan Jack Ma terhadap kebijakan ekonomi China.
Pada 2013 lalu, dalam sebuah wawancara dengan People's Daily, pendiri Alibaba Group ini menyebut regulator keuangan China telah 'berlebihan'. Dia kemudian menyerukan keterbukaan dalam industri yang menurutnya tidak melayani mayoritas masyarakat China ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jack Ma menilai industri perbankan China cukup kaku karena hanya memberikan pelayanan kepada segelintir masyarakat saja.
"Industri keuangan China, terutama industri perbankan, hanya melayani 20 persen klien dan saya melihat ada 80 persen klien yang tidak tercakup (oleh layanan mereka)," katanya seperti dikutip dari The Wall Street Journal, Selasa (5/1).
Jack Ma lalu menambahkan tentang dirinya yang tak terlalu tahu banyak soal keuangan.
"Sebagai orang awam, saya tidak tahu terlalu banyak tentang keuangan. Layanan keuangan seharusnya tentang melayani orang awam, daripada bermain dalam lingkaran Anda sendiri dan menghasilkan uang sendiri," papar Ma.
Tujuh tahun berselang dari wawancara tersebut, Jack Ma tak berubah. Ia tetap vokal dalam mengkritisi pemerintahan Xi Jinping.
Alibaba yang sempat menjadi bisnis panutan dan menjadi representasi tonggak kesuksesan e-commerce China. Tapi bisnis itu berubah menjadi 'musuh' pemerintah.
Ini merupakan buntut dari kritik Jack Ma terhadap regulator China pada akhir Oktober 2020 lalu. Pada sebuah konferensi di Shanghai akhir Oktober 2020, ia mengkritik regulator China karena menghambat inovasi dan tidak memiliki risiko sistem keuangan yang sehat.
"Yang kami butuhkan adalah membangun sistem keuangan yang sehat, bukan risiko keuangan yang sistematis. Berinovasi tanpa risiko berarti mematikan inovasi. Tidak ada inovasi tanpa risiko di dunia," ujar Jack Ma kala itu.
Tak lama berselang dari pernyataan tersebut, Ma diinterogasi oleh regulator pada 2 November 2020 atau hanya beberapa hari dari debut pencatatan saham perdana Ant Group. Interogasi tersebut berbuntut pada penangguhan Initial Public Offering (IPO) Ant Group oleh regulator China pada 6 November silam.
Lihat juga:China Perintahkan Ant Group Rombak Bisnis |
Imbasnya, grup tersebut kehilangan peluang mendapatkan US$37 miliar setara Rp525,77 triliun (mengacu kurs Rp14.210 per dolar AS) dari gelaran IPO itu.
Selama kasus perselisihan antara Alibaba Group dan pemerintah China bergulir, tak ada kabar soal keberadaan Jack Ma. Hilangnya sosok Jack Ma dari mata publik dicurigai merupakan buntut dari kritik yang dilontarkannya tersebut.
Kecurigaan mulai muncul akhir-akhir ini setelah Jack Ma tidak tampil di hadapan publik selama beberapa pekan terakhir. Hingga saat ini, belum jelas keberadaan Jack Ma meski berbagai spekulasi mulai bermunculan.