Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan ada 900 ribu pengajuan baru tunjangan pengangguran hingga minggu lalu. Angka pengajuan pengangguran di AS meroket usai sebagian negara bagian membatasi bisnis karena penyebaran pandemi corona.
Dilansir dari AFP, Jumat (22/1), tingkat pengangguran melonjak hingga 14,7 persen pada April 2020. Namun, mulai menurun di bulan berikutnya hingga 6,7 persen saat ini.
Secara keseluruhan, hampir 16 juta orang menerima berbagai bentuk bantuan dari pemerintah per 2 Januari 2020 lalu. Namun, angka penerima bantuan diperkirakan masih akan meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PHK sedang berlangsung dengan kecepatan tinggi, hal ini mencerminkan dampak dari tindakan penahanan pandemi corona. Kondisi tidak mungkin membaik sampai infeksi dapat diatasi, dan ekonomi dapat dibuka kembali sepenuhnya," Rubeela Farooqi dari High Frequency Economics.
Departemen Keuangan AS bahkan mencatat kondisi pengangguran saat ini jauh melampaui krisis keuangan global di AS pada periode 2008-2010, di mana saat itu Presiden AS Joe Biden menjabat sebagai Wakil Presiden di bawah kepemimpinan Barack Obama.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese meminta Kongres untuk segera memberlakukan rencana pemulihan ekonomi Biden senilai US$1,9 triliun.
"Kita harus bertindak sekarang untuk mengendalikan virus ini, menstabilkan ekonomi dan mengurangi jaringan parut jangka panjang yang hanya akan memburuk jika tindakan berani tidak diambil," katanya dalam sebuah pernyataan.
Proposal pengeluaran yang dibuat oleh Biden ditujukan untuk meningkatkan pelaksanaan vaksin corona. Pasalnya, vaksin corona dipandang sebagai harapan ekonomi terbaik untuk pemulihan berkelanjutan, dan membantu bisnis kecil dan pengangguran.
Tetapi bahkan dengan rencananya, Lydia Boussour dari Oxford Economics memperingatkan pasar kerja berada dalam masa sulit yang akan datang.
"Prospek stimulus fiskal, bersama dengan difusi vaksin yang lebih luas, mengarah ke prospek pasar tenaga kerja yang cerah tetapi dengan pandemi masih berkecamuk, klaim siap untuk tetap meningkat dalam waktu dekat," katanya.