
Transisi demokrasi satu dekade lalu di Myanmar membuat investor asing datang berbondong-bondong ke negara itu. Namun, setelah kudeta militer pekan ini, investor menarik investasinya dari Myanmar.
Pada 2011, junta militer membuka jalan untuk reformasi demokrasi dan liberalisasi ekonomi. Investor menggelontorkan dana untuk proyek telekomunikasi, infrastruktur, manufaktur, dan konstruksi.
Namun, tindakan keras militer terhadap Muslim Rohingya pada 2017 memicu investor Barat meninggalkan Myanmar. Puncak kegerahan investor terjadi pada kudeta militer di Myanmar pekan kemarin.
Kudeta militer kali ini membuat AS mengancam menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Myanmar yang baru dicabut pada 2016 lalu. Ancaman serupa juga dikeluarkan Uni Eropa.
Mereka mengancam akan melakukan larangan ekspor dan impor ke Myanmar.