Jokowi Mau Buktikan Ekonomi RI Lampaui Ramalan IMF Dkk

CNN Indonesia
Kamis, 25 Feb 2021 13:50 WIB
Presiden Joko Widodo menilai masa tersulit ekonomi RI akibat pandemi sudah terlewati sehingga tahun ini menjadi masa pemulihan.
Presiden Joko Widodo menilai masa tersulit ekonomi RI akibat pandemi sudah terlewati sehingga tahun ini menjadi masa pemulihan. (Lukas - Biro Pers).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa lebih tinggi dari proyeksi berbagai lembaga ekonomi dan keuangan internasional.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, hingga Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan laju ekonomi Indonesia tahun ini sekitar 4 persen sampai 5 persen.

"Kita harus buktikan bahwa Indonesia bisa, bisa lebih baik dari yang diperkirakan," ucap Jokowi di acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2021 secara virtual, Kamis (25/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jokowi, pembuktian ini bukan sesuatu yang tidak mungkin bisa dicapai. Sebab, baginya, masa tersulit bagi ekonomi Indonesia akibat pandemi virus corona atau covid-19 sudah terlewati.

"Kita sudah menjalani satu tahun masa tersulit akibat pandemi covid-19, kita sudah melampaui masa tersulit pertumbuhan ekonomi kita, dan sekarang ini 2021 adalah masa recovery," ujarnya.

Kendati begitu, kepala negara mengatakan ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar ekonomi nasional bisa melaju lebih tinggi dari perkiraan. Pertama, masyarakat perlu terus menjalankan protokol kesehatan nasional melalui kebijakan 3M.

Kedua, pemerintah terus melakukan program 3T dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Ketiga, vaksinasi nasional.

"Kita harus bekerja keras untuk memperoleh vaksin yang sedang diperebutkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Alhamdulillah antara negara-negara Asia, kita termasuk yang terdepan dalam melakukan vaksinasi," katanya.

Saat ini, vaksinasi dilakukan mulai dari kelompok paling prioritas seperti tenaga kesehatan lalu dilanjut ke pekerja publik dan pelayan publik, seperti TNI/Polri, guru, pedagang, hingga wartawan.

Selain ke kelompok prioritas, Jokowi mengungkapkan pemerintah juga memperluas vaksinasi ke kluster-kluster padat untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity) dengan cepat.

"Saya harapkan partisipasi dari seluruh pihak untuk mendukung vaksinasi ini. Indonesia harus segera aman dari covid dan kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita termasuk berada di barisan yang terdepan dalam menangani krisis yang melanda seluruh dunia ini," tuturnya.

Keempat, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Jokowi menyatakan pemerintah sejauh ini menyiapkan pagu anggaran PEN sekitar Rp372 triliun untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.

Selanjutnya, PEN dilaksanakan dengan memberi berbagai bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Bansos Nontunai, Kartu Prakerja, Padat Karya Tunai, BLT Subsidi Gaji, Bantuan Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM), hingga berbagai relaksasi dan restrukturisasi kredit.

Khusus untuk program Padat Karya Tunai, Jokowi menuturkan program ini akan bisa menciptakan lapangan kerja dalam jangka pendek bagi masyarakat. Dengan begitu, akan memberi sumber pendapatan bagi masyarakat.

Begitu juga dengan BPUM yang memberikan bantuan modal bagi UMKM, baik yang merintis usahanya sendiri maupun dengan bantuan pembiayaan bank dan non-bank, hingga yang melalui investasi dari para investor.

Kelima, reformasi struktural melalui Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, di mana seluruh aturan turunannya sudah diselesaikan semua. Keenam, pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (Indonesia Investment Authority/INA).

Ini merupakan lembaga pengelola investasi dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF). "Ini agar kita mempunyai alternatif pembiayaan baru yang murah," terangnya.

Selain memenuhi sejumlah syarat yang diperlukan untuk mencapai pemulihan, Jokowi mengklaim berbagai indikator ekonomi Indonesia sejauh ini memang sudah membaik.

Hal ini tercermin dari kondisi berbagai indikator. Pertama, rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,78 persen, namun Jokowi meminta bank tetap memberikan kucuran kredit kepada masyarakat dan dunia usaha.

"Kredit perbankan harus dikucurkan dengan kehati-hatian dan tetap jaga kesehatan bank," ungkapnya.

Kedua, cadangan devisa US$135 miliar. Ketiga, rupiah yang stabil di kisaran Rp14 ribu per dolar AS.

Keempat, kapitalisasi pasar modal Rp6.970 triliun dengan jumlah investor lokal tumbuh hingga 4 juta orang. Kelima, surplus neraca perdagangan US$21,74 miliar yang lebih tinggi dari defisit US$,359 miliar pada 2019.

Keenam, realisasi investasi Rp826,3 triliun atau 101,1 persen dari target dengan rincian investasi di Jawa 49,5 persen dan luar Jawa 50,5 persen.

"Investasi sudah sedikit bergeser ke luar Jawa, artinya kita punya modalitas yang kuat untuk bangkit dan tumbuh," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER