Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memastikan program vaksinasi mandiri atau gotong royong akan dimulai pada Mei mendatang jika pasokan vaksin sudah tersedia.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani mengatakan saat ini ada 17.386 perusahaan yang telah didaftarkan untuk ikut dalam program vaksin gotong royong.
"Berdasarkan informasi dari Bio Farma pasokan sudah masuk minggu keempat April. Kami harap bisa segara lakukan (vaksinasi) di Mei," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com Selasa (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shinta mengatakan Kadin juga telah bekerja sama dengan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) swasta untuk melakukan vaksinasi gotong royong.
"Nanti distribusi oleh Bio Farma, mereka punya mitra dan fasilitas kesehatan juga sudah daftar ke Kadin. Jadi nanti kami serahkan ke pemerintah untuk verifikasi. Karena ada persyaratan untuk jadi fasyankes yang bisa vaksinasi," imbuhnya.
Kemudian, terkait prioritas pemberian vaksin gotong-royong, Kadin juga akan terus berkoordinasi dan mengikuti arahan pemerintah. Sebab pada tahap awal, vaksin dari Bio Farma diperkirakan hanya sebanyak 500 ribu dosis.
"Mana yang paling dulu divaksin tergantung arahan saja, apakah nanti di zona merah dulu atau di sektor tertentu dulu," ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani menyebut telah melaporkan pelaksanaan program vaksinasi gotong-royong kepada Presiden di Istana Bogor pada 16 April lalu.
Vaksinasi diharapkan bisa dimulai pada pekan ketiga Mei menggunakan jenis Sinopharm dan Sputnik. Dalam kesempatan tersebut, kata Rosan, Presiden juga menyampaikan harapannya agar vaksinasi dapat dilakukan agar bisa meningkatkan kepercayaan dan rasa aman bagi para pekerja.
Sebelumnya Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan pihaknya telah mengamankan sekitar 35 juta dosis vaksin covid-19 untuk program vaksinasi mandiri. Rinciannya, 15 juta dosis vaksin jenis Sinopharm dari China, 20 juta dosis vaksin Sputnik V dari Rusia.
"Total semua vaksin sampai hari ini kita sudah memiliki lebih kurang 35 juta dosis untuk kepentingan vaksin gotong royong," ujarnya dalam rapat bersama komisi IX DPR, awal April lalu.
Honesti mengatakan bahwa pada pekan keempat April ini, Sinopharm dijadwalkan mengirim sekitar 500 ribu dosis vaksin untuk tahap awal.
"Kemudian, dari April sampai dengan Juli 2021 akan ada tambahan 7 juta dosis lagi, kemudian dari kuartal 3 sampai kuartal 4 akan ada 7,5 juta dosis," jelasnya.
Sementara, untuk vaksin jenis Sputnik V, saat ini masih dalam proses registrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA).
"Setelah EUA dari Badan POM keluar, di akhir minggu ke-4 April, di awal Mei 2021 dimulai per bulannya 5 juta dosis sampai nanti ke bulan Juli. Sampai totalnya itu 20 juta dosis," imbuhnya.
Di luar itu, lanjut Honesty, pihaknya juga tengah dalam proses kesepakatan untuk mendapatkan vaksin CanSino, asal China. Berbeda dengan Sinopharm dan Sputnik V, vaksin ini hanya membutuhkan satu dosis untuk menciptakan kekebalan imun dari virus corona.
Ia mengklaim produsen telah berkomitmen untuk mengirimkan 3 juta dosis vaksin antara bulan Juli hingga September 2021.
"Kemudian akan ada 2 juta dosis lagi di Q4 2021 sehingga totalnya dari CanSino ini kita akan dapat sekitar 5 juta dosis," tandasnya.