Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak lagi menambah anggaran untuk program yang dipimpinnya.
Denni mengaku sempat kewalahan mengurus program tersebut karena Kartu Prakerja yang semula dirancang sebagai pelatihan kepada masyarakat, tiba-tiba beralih peran menjadi semi bantuan sosial (bansos) akibat pandemi covid-19.
"Untungnya saya dipertemukan dengan orang-orang hebat, mereka tuntas dengan dirinya sendiri, mereka berbakat, talenta-talenta muda, meski tim saya sangat sedikit, tapi lintas generasi," ungkap Denni di acara Talk Show Hari Kartini Kementerian Keuangan 2021, Rabu (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, Kartu Prakerja yang berformat semi bansos rupanya tidak hanya dilaksanakan pada 2020 saja, namun berlanjut ke tahun ini. Bahkan, pemerintah menambah kuota peserta dan anggarannya, sehingga ia mulai kewalahan lagi.
Secara nominal, anggaran Kartu Prakerja naik dua kali lipat dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun. Sementara, kuota penerimanya mencapai 2,7 juta orang pada tahun ini.
"Makanya itu Bu, saya berpikir Ibu jangan ditambah terus (anggarannya), Bu," celetuk Denni.
Lihat juga:10 Uang Kripto Favorit Investor di Indonesia |
Terkait permintaan ini, Sri Mulyani justru ingin anggaran program bisa terus bertambah. Sebab, manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat sekalipun berbentuk semi bansos.
"Intinya mau tidak mau ditambah, tapi masyarakat maunya ditambah. Ya tidak apa-apa, yang penting masyarakat menikmati," ujar Ani, sapaan akrabnya.