Mandiri Ramal Penyaluran Kredit Tumbuh 5 Persen Tahun Ini
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan kredit yang tahun lalu sempat terkontraksi 2,4 persen berpotensi tumbuh 5 persen pada 2021 ini.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan meski secara tahunan (year on year/yoy) kredit perbankan masih mengalami kontraksi, tapi telah terjadi perbaikan penyaluran kredit secara kuartalan.
"Sepanjang Januari sampai Maret 2021 outstanding kredit perbankan nasional telah mengalami peningkatan secara gradual yaitu Rp15 triliun atau positif 0,13 persen secara kuartalan," ujarnya dalam Media Gathering Virtual Economic Outlook & Industri Kuartal II, Rabu (19/5).
Ia melanjutkan pertumbuhan kredit juga akan didorong oleh perbaikan perekonomian di tahun ini. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator seperti indeks keyakinan konsumen April 2021 yang menunjukkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi sudah optimis.
"Berbagai indikator kondisi ekonomi terus menunjukkan perbaikan. Tingkat kepercayaan masyarakat mulai pulih Maret-April didorong berbagai faktor seperti menurunnya kasus harian covid," imbuhnya.
Di samping itu, kebijakan moneter yang akomodatif seperti penurunan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (7DRR) ke level 3,5 persen juga akan memicu percepatan pemulihan ekonomi tahun ini.
Terlebih, berbagai stimulus fiskal, moneter dan makroprudensial pub telah dilakukan seperti pembebasan PPnBM di sektor otomotif hingga pelonggaran aturan Loan to Value Ratio (LTV) bagi perbankan.
"Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini 4,4 persen. Kami melihat pertumbuhan ekonomi tahun ini akan positif 5 persen" jelasnya.
Di sisi lain, likuiditas perbankan juga cukup tinggi yakni 9,5 persen yoy. Dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada kuartal I 2021 pun mengalami peningkatan cukup tinggi secara nominal yaitu Rp179 triliun atau tumbuh 2,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Tingginya pertumbuhan DPK mendorong terjaganya likuiditas perbankan. Itu terlihat dari rasio loan to deposit yang terjaga di 80,8 persen pada Maret 2021 atau terendah dalam 9 tahun terakhir," tuturnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergantung pada tingkat suku bunga acuan ke depan.
Bank Indonesia ia prediksi masih menahan suka bunga acuan di angka 3,5 persen mengikuti arah kebijakan suka bunga The Fed.
"Arahnya policy rate-nya tetap rendah. Pertanyaan berikutnya adalah kapan the Fed melakukan tapering," pungkas Andry.
(hrf/agt)