Ketua Dewan Direksi Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah membeberkan sejumlah sektor yang menarik dan menjanjikan imbal hasil (return) optimal bagi investor pascapandemi covid-19.
Dua di antaranya adalah sektor infrastruktur yang penting untuk menunjang logistik tanah air serta layanan digital.
"Infrastruktur yang mencakup airport, seaport, jalan tol. Kemudian digital infrastruktur yang juga mencakup digital services & platform," ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Kamis (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ridha, sektor infrastruktur akan sangat dibutuhkan untuk menunjang bisnis logistik yang berkembang pesat pascapandemi covid-19. Terlebih jika melihat pertumbuhan dan potensi multiplier effect dari jalan tol, kargo, dan port container.
"Misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, saya melihat kita adalah negara dengan market kargo tumbuh tinggi dan punya volume yang besar tapi masih manual, masih moving pakai tangan, yang tentunya agak memalukan. Tapi bagi investor, tentunya ini peluang," ujarnya.
Sementara di sektor digital, meski terjadi perlambatan secara global, ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan terus melaju dengan cepat dan diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 23 persen per tahun, dari US$44 miliar pada 2020 menjadi US$124 miliar pada tahun 2025.
Baca juga:Sekolah Bakal Kena PPN |
Infrastruktur digital sebagai tulang punggung layanan telekomunikasi siap untuk tumbuh secara eksponensial mengingat pertumbuhan permintaan data dan digitalisasi yang menjanjikan di Indonesia.
"Kami juga melihat potensi dari digital services, terutama berkaitan cyber security dan data management. Sementara untuk platform, bukan tidak mungkin kami akan berinvestasi ke unicorn kita yang sudah membuktikan keberlanjutan bisnisnya," imbuhnya.
Selain dua sektor tersebut, ada pula sektor kesehatan yang masih butuh gelontoran pendanaan cukup besar. "Indikatornya, dibandingkan semua negara tetangga, Indonesia memiliki persentase tempat tidur per 10.000 penduduk, paling rendah," pungkasnya.