ANALISIS

Aset Kripto Runtuh, Investor Harus Apa?

Wella Andany | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2022 07:01 WIB
Aset kripto tengah mendapatkan tekanan selama beberapa pekan terakhir. Berikut hal-hal yang harus dilakukan oleh investor.
Analis mengimbau investor yang berniat masuk ke pasar kripto melakukan riset terlebih dahulu. Ilustrasi. (istockphoto/ dulezidar).

Riset Dasar

Ia sendiri tak merekomendasikan investor untuk beli koin 'micin' atau token-token murah yang tak jelas proyek dibaliknya. Tak bisa dipungkiri, lanjut dia, masyarakat Indonesia lebih suka membeli koin micin karena harganya yang masih murah.

Milken mengatakan sebelum membeli koin, mestinya investor melakukan riset dasar dulu, salah satunya dengan mengecek kapitalisasi market koin. Caranya, perhatikan pasokan koin yang tersedia dan harganya, kali kan keduanya dan didapat lah kapitalisasi market koin tersebut.

Dengan mengetahui besarnya kapitalisasi market koin, Anda bisa memutuskan jika proyek tersebut memang pantas diganjar nilai sebesar kapitalisasi pasar tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misal koin A harga Rp1 tapi pasokan koin 100 triliun, kapitalisasi pasarnya Rp100 triliun dan itu sangat besar. Kita harus melihat dan mengkaji ulang apa proyek itu nilanya segitu. Tidak boleh berpandangan hanya dari harga murah," jelas Milken.

Selain itu, ia juga mengingatkan untuk mengecek volume perdagangan token, komunitasnya, manajemen proyek, dan dukungan platform di belakangnya.

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai di tengah tren turun saat ini, yang bisa dilakukan investor yang sudah terlanjur beli adalah hold (pegang) jangka panjang. Toh jika dijual sekarang sudah pasti investor rugi besar.

Sedangkan, untuk mereka yang dana lebih ia sarankan untuk tak masuk ke aset kripto dulu. Di tengah volatilitas pasar, ia menyarankan untuk masuk ke pasar yang lebih mudah ditebak, misalnya valas yang fundamental dan teknikalnya jauh lebih sederhana.

Ia menambahkan obligasi dan saham juga bisa dijadikan pilihan. "Saat ini hindari kripto, bisa masuk ke valas karena harga gampang ditebak," kata dia.

Ibrahim memproyeksikan harga kripto masih akan terus turun, berpatokan dengan lesunya Bitcoin. Sepaham dengan Milken, ia menilai jika langkah The Fed selanjutnya akan mengejutkan pasar, maka bisa jadi Bitcoin anjlok ke level US$19 ribu. Senasib, ia prediksi ETH juga bakal anjlok ke US$1.500an.

Ibrahim menjelaskan keruntuhan aset kripto dipicu oleh setidaknya empat alasan. Pertama, keputusan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif guna menekan inflasi yang bertengger di level 8,3 persen pada bulan lalu.

Tak hanya AS saja, Ibrahim menyebut bank sentral di berbagai negara maju seperti kawasan Eropa dan Inggris juga berencana menaikkan suku bunga mereka.

Kedua, konflik geopolitik dan krisis di Ukraina yang begitu panjang. Ia menilai sanksi yang dijatuhkan blok Barat dan serangan balik Rusia mengakibatkan inflasi makin tinggi.

"Bukan hanya di Rusia, Inggris AS, dan Eropa inflasi cukup tinggi sehingga mereka berlomba-lomba menaikkan suku bunga, kenaikan yang dipaksa ini (dikhawatirkan) akan mengakibatkan resesi," kata dia.

Ketiga, jatuhnya saham-saham teknologi. Ibrahim menyebut kembali normalnya aktivitas masyarakat memicu rontoknya saham-saham teknologi. Tren tersebut kemudian merembet ke kripto yang notabene aset berbasis teknologi.

Keempat, peran Elon Musk yang memudar usai mengumumkan rencananya membeli Twitter. Ibrahim mengatakan Musk yang dulunya menjadi 'ambassador' kripto namun kini berbalik menggunakan dananya untuk membeli Twitter ikut membuat pasar lesu.

Ia menilai peran pemimpin yang memberikan kepercayaan pasar terhadap aset kripto sangat krusial karena fundamental kripto belum terbentuk. Maka itu tak heran jika setiap cuitan Musk mampu menggerakkan pasar secara fantastis.

"Elon Musk sebelumnya ambassador brand kripto, tapi sekarang Elon beli Twitter, saat ini ambassador sudah tidak lagi, wajar kalau harga Bitcoin dan Ethereum kembali menurun," ujar Ibrahim.

Ibrahim memprediksikan rebound aset kripto baru akan terjadi jika inflasi sudah terkendali dan bank sentral tidak menaikkan suku bunga. Selain itu, jika konflik Ukraina-Rusia bisa diselesaikan, harga Bitcoin dkk baru akan kembali ke level normal.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya menyarankan investor untuk hanya membeli aset yang tercantum dalam daftar Bappebti dan yang diperdagangkan di platform terdaftar.

"Pastikan dan baca dahulu karakteristik aset kripto yang akan dipilih serta berinvestasi disarankan pada beberapa jenis aset kripto," kata Tirta.

"Saat ini Bappebti sedang finalisasi revisi Peraturan Badan Pengawssan Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7 Tahun 2020, sehingga sebentar lagi daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan di pedagang terdaftar akan disesuaikan setelah dievaluasi dan dilakukan penilaian sesuai ketentuan berlaku," pungkas dia.



(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER