Beban Subsidi Rp502 T dan Kesulitan Pertamina Rem Konsumsi Pertalite

CNN Indonesia
Jumat, 12 Agu 2022 07:09 WIB
Pengamat energi menyebut lonjakan beban subsidi BBM dan energi Rp502 triliun sulit dibendung jika pemerintah tak segera merampungkan revisi Perpres 191/2014.
Pengamat energi meminta pemerintah melarang kendaraan roda 4 minum pertalite supaya kuota BBM subsidi tak makin jebol. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra).

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menuturkan APBN sudah pasti jebol jika tidak ada pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. Sebab, besaran beban subsidi dan kompensasi yang ditanggung sudah sangat besar.

"Yang menjadi pertanyaan, jebolnya sampai berapa kalau tidak dikendalikan?" kata Fabby.

Menurutnya, dengan kondisi saat ini, kebutuhan kuota BBM bersubsidi bisa bertambah hingga 5 hingga 6 juta kl. Sehingga, dari perhitungannya, beban subsidi dan kompensasi energi yang ditambahkan ke APBN bisa mencapai Rp35 triliun sampai Rp40 triliun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu, mau gak mau BBM bersubsidi ini harus disesuaikan harganya. Dengan harga minyak sekarang US$100 per barel, dan nilai tukar yang nyaris Rp15 ribu per dolar AS, kira-kira harga pertalite bisa disesuaikan di kisaran Rp12 ribu - Rp13 ribu per liter," jelasnya.

Namun, jika penyesuaian harga di level tersebut sulit, pemerintah bisa menaikkannya menjadi Rp10 ribu per liternya.

"Solusi mengendalikan (konsumsi) telat, sudah pasti jebol. Kalau saya sih menyarankan kendaraan roda 4 gak boleh pake pertalite, kecuali plat kuning, hanya boleh motor dan kendaraan umum. Kemudian, harganya disesuaikan, kalau gak mau Rp13 ribu per liter, ya jadi Rp10 ribu per liter," katanya.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menambahkan sejak awal APBN 2022 sudah berat menanggung subsidi dan kompensasi energi.

"Karena pada postur awal saja defisit anggaran sudah sekitar Rp900 triliun. Kalau ditambah subsidi tanpa adanya tambahan penerimaan tentu akan semakin berat," kata Komaidi.

Menurutnya, solusi untuk menambal subsidi energi yang diperkirakan akan membengkak adalah dengan pembiayaan atau utang.

"Kalau dilakukan penghematan, saya kira tidak akan maksimal meskipun masih mungkin dilakukan." 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) curhat soal harga BBM jenis pertalite jika tak disubsidi bisa mencapai Rp17.100 per liter.

Tapi, hingga kini pemerintah masih menahan harga BBM pertalite di level Rp7.650 per liter di tengah lonjakan minyak mentah dunia.

Keputusan ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah gejolak kenaikan harga. Kalau tidak, masyarakat berpotensi melakukan demonstrasi berbulan-bulan.

(dzu/agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER