Daftar Negara Asean yang Tak Deg-degan 'Digertak' Resesi
Bank Dunia dan Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan resesi global terjadi pada tahun depan. Penyebabnya, kenaikan suku bunga tinggi dalam rangka memerangi lonjakan inflasi.
Salah satu negara yang menaikkan suku bunga akibat lonjakan inflasi adalah Amerika Serikat (AS). The Fed bahkan mengerek suku bunga 75 basis poin dalam dua bulan terakhir.
Namun, kondisi tersebut tampaknya tak akan terjadi terhadap negara Asean. Pasalnya, ekonomi di kawasan sudah mulai pulih, dan tekanan inflasi mulai melandai.
Indonesia misalnya, perekonomiannya tumbuh di atas 5 persen, yakni 5,01 persen pada kuartal I 2022 dan 5,44 persen pada kuartal II 2022. Bahkan, pada kuartal III diperkirakan tumbuh lebih tinggi.
Begitu juga dengan Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam bahkan memastikan ekonominya kebal dari resesi, dimana pertumbuhan ekonomi Vietnam pada kuartal III tembus 13,67 persen.
Realisasi ekonomi Vietnam ini melampaui kuartal II 2022 yang juga berhasil tumbuh 7,72 persen atau tertinggi dalam 11 tahun.
Sementara, negara Asean lainnya, seperti Brunei Darussalam, Laos, Kamboja dan Myanmar masih belum merilis angka pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Pertumbuhan ekonomi terakhir yang dirilis adalah 2021.
Berikut negara Asean yang ekonominya mulai pulih dan kemungkinan besar 'absen' dari resesi:
1. Vietnam
Pertumbuhan ekonomi Vietnam tercatat sangat baik sejak awal tahun. Pada kuartal I berhasil tumbuh 5,05 persen. Lalu kuartal II tumbuh 7,72 persen dan kuartal III tembus 13,67 persen.
Mengutip channelnewsasia.com, ekonomi kuartal III Vietnam melesat didorong sektor industri dan konstruksi yang tumbuh 12,91 persen. Lalu, sektor jasa juga tumbuh 18,86 persen dan pertanian tumbuh 3,24 persen.
Sementara, Kantor Statistik Umum (GSO) Vietnam mencatat ekspor melonjak 17,3 persen menjadi US$282,52 miliar pada kuartal III 2022.
"Aktivitas bisnis pada kuartal III tumbuh kuat, terutama dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ketika beberapa bagian negara itu lockdown ketat akibat pandemi," kata pihak GSO.
Vietnam menjadi salah satu negara yang mulai pulih dari pandemi covid-19. Ekonomi negara itu sempat terkontraksi lebih dari 6 persen pada kuartal III 2021 dan mulai membaik pada awal 2022.
Bank Dunia juga merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Vietnam dari 5,3 persen menjadi 7,2 persen pada tahun ini. Hal ini tertuang dalam laporan Bank Dunia bertajuk World Bank East Asia and The Pacific Economic Update October 2022.
2. Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perekonomian Indonesia berhasil tumbuh kuat di tengah berbagai risiko global yang mengancam. Pada kuartal I dan II berhasil tumbuh di atas 5 persen, yakni masing-masing 5,01 persen dan 5,44 persen.
Pada kuartal III bahkan diperkirakan tumbuh lebih tinggi melampaui kinerja positif di paruh awal tahun ini.
"Perkiraan saya ekonomi di kuartal III ini akan tumbuh 5,4 - 6 persen," kata Jokowi dalam acara UOB Economic Outlook, Kamis (29/9).
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, meski terjadi risiko resesi dunia pada 2023 akibat kenaikan suku bunga, Indonesia relatif aman.
Meski ada risiko, namun potensi Indonesia memasuki resesi sangat kecil. Hal ini tercermin dari berbagai indikator, seperti pertumbuhan ekonomi, dan kinerja ekspor yang masih kuat, serta tekanan inflasi yang meski tapi lebih baik dari negara lainnya.
"Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3 persen," tuturnya dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (13/7), mengamini survei yang dilakukan Bloomberg soal potensi resesi negara-negara dunia.