Senada, perencana keuangan OneShildt Financial Planning Mohamad Andoko berpendapat pesohor kerap beranggapan ketenaran dan kesuksesan itu abadi. Padahal, hal itu ada masanya.
Banyak dari mereka menerima uang saat tenar namun kemampuannya kurang dalam mengelola uang. Sehingga mereka terjebak dalam gaya hidup yang pada akhirnya menimbulkan masalah.
Tak cuma di kalangan pesohor, ia tak menampik bahwa keadaan ini juga kerap kali dialami karyawan biasa yang naik jabatan dan mendapatkan gaji yang lebih besar. Dalam bahasa ekonomi, Andoko menyebut kondisi ini dengan 'wealth paradox'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Aman Meminjam Uang dari Pinjol |
"Kalau dia waktu income-nya besar, gaya hidupnya ditingkatkan mungkin masih oke. Tapi begitu dia gaya hidup sama, tapi income-nya setop, nah itu yang bahaya buat mereka jadinya," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (12/10),
"Mereka enggak punya dana darurat, mereka enggak punya tabungan, investasi. Apalagi kalau suatu hari mereka kena sakit atau kecelakaan. Oleh sebab itu mereka mesti belajar tentang cash flow management," sambungnya.
Menurut Andoko, cara mengelola uang akan tepat jika seseorang sudah memiliki tujuan. Saat seseorang sudah memiliki tujuan, ia tentu akan menempatkan pendapatannya ke dalam tujuan yang diinginkan tersebut.
Ia pun membagi cara manajemen keuangan menjadi dua, yakni untuk orang yang berutang dan untuk orang yang tidak berutang.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 4 Tips Investasi Kripto Agar Tak Terjerembab ke Dalam Kerugian |
Alokasi ideal bagi orang yang berutang menurut Andoko adalah:
- Menabung atau disisihkan di depan: 20 persen
- Bayar utang produktif seperti KPR rumah atau sewa apartemen: 20 persen
- Bayar utang konsumtif seperti cicilan gadget atau motor: 10 persen
- Konsumsi pribadi: 50 persen
Lihat Juga : |
Sementara alokasi ideal bagi orang yang tidak berutang adalah:
- Menabung atau disisihkan di depan: 10 persen
- Pendidikan pribadi: 10 persen
- Pendidikan keluarga: 10 persen
- Sedekah atau dana amal: 10 persen
- Liburan: 10 persen
- Proteksi atau asuransi: 10 persen
- Konsumsi pribadi: 40 persen.
Andoko juga menyarankan dalam menabung, seseorang perlu memenuhi dana daruratnya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari berutang jika bertemu dengan keadaan darurat.
Setelah itu, ia menyarankan untuk melakukan investasi. Andoko mengingatkan untuk tidak menggunakan uang investasi sebagai dana darurat.
Dalam berinvestasi juga tak boleh sembarangan tanpa mengetahui produk yang dibeli dan bagaimana cara menganalisanya.
"Oleh sebab itu mereka harus belajar untuk mengenal produk-produk investasi. Jadi dia mesti belajar produknya dulu kemudian dia belajar cara analisanya gimana. Itu penting banget buat investasi," jelas Andoko.