Amran Bantah DPR soal 100 Ribu Ha Lahan Pertanian Beralih Fungsi

CNN Indonesia
Jumat, 05 Sep 2025 13:25 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman membantah pernyataan Anggota DPR Rokhmin Dahuri soal 100 ribu hektare (ha) lahan pertanian beralih fungsi setiap tahun. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membantah pernyataan Anggota DPR Rokhmin Dahuri soal 100 ribu hektare (ha) lahan pertanian beralih fungsi setiap tahun.

Amran memaparkan data data Badan Pusat Statistik (BPS) serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Ia menyebut alih fungsi lahan pertanian tak sebanyak yang disebut Rokhmin.

"Ini kami luruskan, ini kami tidak tahu ini yang masalah konversi lahan 100 ribu kami tidak tahu asal-usulnya, awal mulanya dari mana," ucap Amran pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/9).

"BPS mengatakan lima tahun terakhir itu 79 ribu (ha) lebih. Ini lima tahun 79 ribu, dibagi lima ya 15 ribu (per tahun). Tetapi dari dulu dikatakan estimasi 100 ribu (ha) mungkin ini disampaikan oleh orang tertentu dan datanya perlu kita sempurnakan," ucap Amran.

Pada kesempatan itu, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri menyoroti persoalan alih fungsi lahan pertanian.

Rokhmin menyebut rata-rata konversi lahan mencapai 100 ribu hektare per tahun, terutama di wilayah Jawa yang memiliki ekosistem pertanian terbaik. Menurutnya, ini menjadi masalah struktural serius di sektor on farm.

"Jadi apa pun kerja keras Pak Menteri, meningkatkan produktivitas, cetak sawah di Papua, kalau konversi lahan Kelas 1 di Jawa itu tidak terkendalikan atau tidak disetop, susah. Karena Pak Menteri lebih tahu dari saya soal agroekologi bahwa ekosistem untuk pertanian di Jawa itu jauh lebih baik dari pulau-pulau lain," ucap Rokhmin.

Persoalan alih fungsi lahan pertanian menjadi sorotan pemerintah beberapa waktu terakhir. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pernah menyebut 136 ribu hektare sawah telah beralih fungsi dalam dua dekade terakhir.

Zulhas menilai hal ini menjadi tantangan bagi pemenuhan kebutuhan pangan nasional yang terus meningkat.

Ia mengatakan ada dua langkah untuk menjaga ketahanan pangan, yakni membuka lahan baru atau mengoptimalkan lahan yang ada.

Meski demikian, opsi membuka lahan baru terkendala karakteristik tanah di sejumlah wilayah seperti gambut di Kalimantan atau keterbatasan investor di Merauke.

Sementara itu, untuk optimalisasi, Indonesia kini memiliki 7,4 juta hektare sawah dengan luas tanam sekitar 10 juta hektare. Rata-rata panen masih 1,4 kali per tahun, dengan sebagian lahan hanya panen sekali karena keterbatasan irigasi.

(dhf/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK