Jakarta, CNN Indonesia -- Barangkali Anda sering mendengar dampak buruk obesitas atau kegemukan pada tubuh, misalnya meningkatkan risiko penyakit jantung maupun diabetes. Namun lebih dari itu sudah saatnya Anda mengetahui bahwa obesitas dapat menimbulkan risiko yang lebih berbahaya bagi tubuh manusia, termasuk kanker.
Dilansir dari abcnews, penelitian terbaru menunjukkan bahwa 10 persen dari seluruh kanker yang terjadi pada ginjal, hati, usus, dan empedu disebabkan karena kelebihan berat badan. Untuk itu ada baiknya Anda mulai menjaga berat badan tubuh agar tetap dalam kondisi yang sehat.
Inilah 8 dampak buruk dari kegemukan yang mungkin bisa dialami siapapun:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. KankerHasil penelitian The National Cancer Institute di Amerika membuktikan bahwa kegemukan telah menyebabkan 34 ribu kasus kanker baru pada pria dan 50 ribu kasus kanker pada wanita tiap tahunnya. Lebih lanjut, dari penelitian ini juga ditemukan bila setiap orang dewasa bisa mengurangi satu persen saja dari angka Body Mass Index (BMI), atau sekitar 1 kilogram berat badan, kasus kanker baru bisa berkurang hingga 100 ribu kasus.
2. MigrainSebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology menyebutkan obesitas dapat menyebabkan sakit kepala berat.
Peneliti, John Hopkins menemukan mereka yang mengalami obesitas 81 persen lebih sering terserang migrain hingga 14 kali tiap bulan dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal. Sementara itu wanita berusia 50 tahun ke atas yang mengalami obesitas juga cenderung lebih sering terserang migrain. Penelitian ini dilakukan John Hopkins pada empat ribu sampel.
3. KemandulanObesitas pada wanita ternyata bisa menyebabkan ia susah hamil. Hasil studi di India menyebutkan dari tiga ratus wanita yang mengalami obesitas 90 persen nya mengalami sakit pada ovarium, yang mana bila dibiarkan akan menyebabkan kemandulan.
Marc Bessler, Kepala Pusat Pengurangan Berat Badan di New York Presbyterian Hospital mengatakan wanita yang memiliki berat badan berlebih cenderung susah untuk hamil. Selain itu banyak klinik infertilitas juga menolak pasien yang mengalami obesitas, karena kemungkinan untuk kembali subur sangat kecil. Marc Bessle juga mengungkapkan beberapa pasiennya bisa hamil setelah menjalani operasi pengurangan berat badan.
4. Kelahiran prematurKekhawatiran akan bertambah bagi wanita yang mengalami obesitas dan sedang dalam kondisi hamil. Penelitian yang dipublikasi di jurnal American Medical Association menyebutkan obesitas akan meningkatkan kemungkinan wanita hamil melahirkan bayi secara prematur. Terutama bagi wanita yang memiliki BMI di angka 35 atau lebih.
5. Gangguan tidurHampir 80 persen orang dewasa yang mengalami obesitas akan mengalami gangguan tidur. Tidur yang tidak berkualitas akan memicu timbulnya penyakit lain seperti diabetes, serangan jantung dan ironisnya juga memicu obesitas itu sendiri. Banyak penelitian, termasuk dari Harvard, menemukan bila seseorang yang hanya memiliki waktu tidur di malam hari kurang dari lima jam per harinya ternyata 15 persen cenderung akan membuat berat badan meningkat dibanding mereka yang tidur setidaknya tujuh jam.
6. BullyingOrang gemuk seringkali menjadi bahan bercanda namun juga terkadang menjadi sasaran olok-olokan. Penelitian dari Universitas Yale menyebutkan bahwa berat badan adalah alasan utama yang menyebabkan terjadinya bullying di semua jenjang usia. Sayangnya, mereka yang mengalami bullying cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Lebih lanjut bila bullying ini terjadi terus menerus akan meningkatkan tingkat depresi dan dapat memicu terjadinya bunuh diri.
7. Sulit menemukan dokterPenelitian dari Universitas Yale juga menyebutkan bahwa 67 persen pria dan wanita yang menderita obesitas seringkali mengalami bullying di klinik dokter. Perlakuan buruk dari penyedia layanan kesehatan ini tak lain disebabkan kenyataan bahwa penderita obesitas cenderung memiliki risiko terserang gangguan kesehatan yang lebih tinggi sehingga menambah beban kerja. Begitu juga sebaliknya, pasien pun cenderung akan menghindari dokter maupun tenaga medis yang menderita obesitas.