BONEKA-BONEKA HOROR

Efek Buruk Film Horor Bagi Mental Anak

CNN Indonesia
Rabu, 24 Sep 2014 14:23 WIB
Menonton film horor bisa berdampak buruk bagi perkembangan mental anak-anak dan remaja.
(Ilustrasi: Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film horor banyak digandrungi penggemar yang hobi menguji adrenalin. Meski begitu, menonton film horor bisa berdampak buruk bagi perkembangan mental anak-anak dan remaja.

"Mereka (anak-anak dan remaja) itu masih dalam tahap mengembangkan daya nalar sehingga belum mampu memilah mana kenyataan dan mana fiksi,” kata Monica Sulistiawati, psikolog klinis anak dari Personal Growth kepada CNN Indonesia, Rabu (24/9).

Menonton film horor yang merupakan film fiksi buatan manusia akan mengganggu perkembangan daya nalar anak-anak dan remaja. Monica menambahkan, bila terlalu lama dibiarkan, kebiasaan ini akan menyebabkan anak dan remaja mudah terserang kecemasan. Bahkan tak jarang bila dibiarkan terlalu lama bisa mengakibatkan depresi pada anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monica mencontohkan beberapa kliennya yang mengalami gangguan kecemasan. Misalnya, anak-anak menjelang SMP tetapi masih takut tidur sendiri. Ada juga anak yang melarang orang tuanya menutup pintu saat ia sedang di toilet. Atau anak-anak yang takut naik tangga sendiri karena terbayang sosok hantu di film yang pernah ditontonnya.

Untuk menghindari dampak negatif dari film horor, Monica menyarankan pentingnya pendampingan orang tua saat anak memilih untuk menonton film horor. Orang tua bisa membantu anak membedakan mana hal yang nyata dan mana yang bukan.

Film horor, menurut Monica, lebih baik ditonton oleh remaja mulai usia 15 tahun. Karena di usia tersebut daya nalar telah mulai berkembang.

"Apalagi kalau menonton film horor Indonesia yang biasanya banyak adegan seksualitas," ungkapnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER